SINGAPURA (IndoTelko) - Akamai Technologies merilis data baru tentang maraknya serangan botnet berbahaya selama musim liburan di Asia.
Menurut data ini, serangan siber di Tiongkok meningkat 15% selama Imlek berlangsung pada Februari 2022. Tren tersebut mengungkap aksi penjahat siber yang mengelabui pelanggan ketika arus penggunaan internet sedang melonjak.
Akamai Technologies, Inc. logo
Lonjakan serangan siber ini melanjutkan sebuah tren yang berawal dari Hari Lajang (Singles Day), festival belanja eCommerce di Tiongkok, pada November 2021. Saat itu, serangan botnet meningkat tiga kali lipat. Meski angkanya menurun secara bertahap, frekuensi serangan masih relatif tinggi hingga akhir tahun 2021, bahkan kembali naik setelah aktivitas belanja ritel marak pada Imlek. Tahun ini, Imlek bertepatan dengan Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing. Dampaknya, penjualan daring mengalami peningkatan dan semakin menarik minat pelaku serangan siber.
Pelaku serangan siber beraksi sepanjang tahun. Namun, lonjakan arus penggunaan internet pada hari libur mempermudah mereka menyembunyikan aksinya. Apalagi, pelanggan lebih sering memperbarui akun belanja daring dengan informasi dan identitas kartu kredit terkini selama periode tersebut. Hal ini pun menjadi sasaran empuk bagi pelaku kriminal tersebut.
Ketika arus penggunaan internet naik, pelaku serangan siber semakin gencar mencatut data (data scraping), menguras akun pelanggan, merusak fitur situs, dan menguasai data terenkripsi untuk memperoleh tebusan—semua aksi ini sangat merugikan perusahaan.
"Musim liburan menjadi peluang besar bagi pelaku serangan siber mengingat tingginya aktivitas penggunaan internet dan keterbatasan yang dialami tim keamanan siber. Asia Pasifik memberikan kesempatan yang sangat menarik bagi pelaku serangan siber. Apalagi, masifnya volume penggunaan internet mempermudah dan membebaskan aksi pelaku serangan siber, tanpa mitigasi yang berlangsung secara tepat waktu. Maka, Akamai berkolaborasi dengan klien untuk merumuskan strategi yang mempertimbangkan pola dan perilaku serangan bot berbahaya pada musim liburan dan momen lainnya. Dengan demikian, kolaborasi ini melindungi merek dan loyalitas pelanggan,” kata Chief Security Officer, Akamai Dr. Boaz Gelbord.
Di Jepang, riset Akamai menemukan lonjakan 150% dalam aktivitas botnet berbahaya di sektor ritel negara tersebut pada saat Tahun Baru, tepatnya pada awal Januari 2022. Serangan siber ini bertahan hingga beberapa minggu setelah liburan selesai, bahkan menggunakan pola serangan yang hampir serupa dengan aksi yang terjadi di Tiongkok.
Meski lonjakan serangan siber juga berlangsung pada puncak penggunaan internet ketika liburan akhir tahun di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, serta Amerika Serikat--Tiongkok dan Jepang menjadi dua sasaran empuk bagi pelaku serangan siber mengingat tingginya volume penggunaan internet: peritel dan pelaku eCommerce di kedua negara ini melayani salah satu jumlah penduduk terbesar di dunia.
Para periset Akamai memantau dan mengkaji data serangan botnet berbahaya di Asia Pasifik selama musim liburan, dari akhir 2021 hingga awal 2022. Akamai memantau bot yang tidak berbahaya dan berbahaya dalam arus penggunaan internet sepanjang tahun. Tujuannya adalah membongkar pola aktivitas botnet agar tim keamanan siber memperoleh data yang dapat ditindaklanjuti dalam pertahanan siber.(ak)