Lanskap e-commerce yang berkembang di Indonesia telah menghasilkan peningkatan jumlah orang yang berbelanja secara daring dan melakukan transaksi perbankan online. Meski berhasil meningkatkan perekonomian dan secara signifikan dipilih rata-rata konsumen karena faktor kenyamanannya, namun para pelaku kejahatan dunia maya juga berusaha untuk mengeksploitasi situasi dengan mencuri kredensial untuk melakukan penipuan. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) melaporkan bahwa lebih dari 888 juta serangan siber terjadi di Indonesia antara Januari dan Agustus 2021, hampir dua kali lipat dari 495 juta yang tercatat sepanjang tahun 2020.
Pada perayaan Hari Raya Idul Fitri, peretas siber berkeliaran untuk memanfaatkan platform digital, SMS atau email yang menawarkan diskon dan platform pembayaran digital untuk berbelanja dan mengirim hadiah uang meriah, yang dikenal secara lokal sebagai "angpao Lebaran". Masyarakat Indonesia harus tetap waspada dan melindungi data sensitif atau informasi identitas pribadi mereka sambil menikmati kenyamanan transaksi online.
Berikut adalah beberapa tips bagi orang Indonesia untuk meningkatkan perlindungan data mereka di dunia maya:
● Uji tuntas dan pemeriksaan situs web untuk menemukan ketidakkonsistenan, seperti font yang tidak cocok, penggunaan warna yang tidak konsisten, perubahan penggunaan bahasa, harga atau deskripsi yang berbeda dalam berbagai teks lain.
● Hati-hati dengan URL yang menggunakan nama merek terkenal bersama dengan kata dan karakter tambahan. Cari “https” dan simbol kunci di alamat web untuk menunjukkan bahwa informasi yang dikirim antara perangkat Anda dan situs yang dimaksud dienkripsi.
● Awasi kesalahan ketik dan tata bahasa, karena sebagian besar perusahaan mempekerjakan editor salinan.
● Verifikasi jika Anda ragu tentang situs yang ditiru. Kirim email ke perusahaan sebelum Anda melakukan pembelian.
● Jangan membeli secara impulsif dan tetap skeptis terhadap penawaran yang berada di bawah harga pasar.
● Jangan panik. Jika Anda merasa telah menjadi korban penipuan, segera hubungi bank Anda dan beri tahu mereka tentang potensi penipuan.
Untuk perusahaan atau pemilih merk, selain memperingatkan pelanggan akan ancaman seperti phishing, penipuan belanja online, dan transaksi tidak sah, memastikan arsitektur digital mereka terlindungi sangat penting. Melalui zero trust dan solusi otomatis berbasis kecerdasan buatan (AI), laku pebisnis akan dapat mengoordinasikan deteksi ancaman secara real time di semua penerapan.
Menjadi proaktif dalam keamanan siber sangat penting untuk menimbulkan kepercayaan. Hal ini memungkinkan konsumen, perusahaan, dan lembaga keuangan, untuk sepenuhnya menikmati e-commerce dan keuangan digital tanpa kerumitan. Namun, kurangnya pendidikan, kewaspadaan dan kesadaran dapat menyebabkan defisit kepercayaan. Saat kita mendekati akhir bulan suci Ramadhan, konsumen lokal, perusahaan dan lembaga keuangan harus bersatu untuk memastikan bahwa ketergantungan timbal balik mereka pada transaksi digital yang aman tidak terancam.
Ditulis oleh :
Edwin Lim/Country Director, Indonesia Fortinet