JAKARTA (IndoTelko) - Zoom Video Communications pada 11 Mei 2022 mengadakan webinar kesehatan pertamanya di Asia yang bertajuk Driving the Future of Virtual Healthcare: One Platform for Care, Collaboration & Innovation.
Pada kesempatan ini, beberapa juru bicara utama Zoom seperti Ricky Kapur, Head of APAC dan Ron Emerson, Global Healthcare Lead, bersama pemimpin-pemimpin dalam industri kesehatan mendiskusikan topik-topik terkait masa depan layanan kesehatan virtual.
Faktor-faktor yang memengaruhi layanan kesehatan di Asia Pasifik:
Populasi di Asia Pasifik semakin menua, dan pada 2025, sebanyak 460 juta orang akan berusia di atas 65 tahun, mewakili 10% dari populasi di kawasan ini.
Populasi di area terpencil memiliki kecenderungan lebih besar untuk melakukan perjalanan panjang demi mengakses layanan kesehatan, sehingga mereka lebih terbebankan dalam hal waktu perjalanan, biaya dan waktu di luar rumah dan kantor.
Biaya layanan kesehatan meningkat lebih cepat daripada pendapatan, dengan kenaikan tajam di Australia dan Singapura secara berurutan mencapai 3,3 kali dan 7,8 kali lipat.
Konsumen menjadi frustrasi dengan kondisi layanan kesehatan saat ini. Empat penyebab utama yang membuat mereka frustrasi meliputi masa tunggu dan biaya layanan kesehatan.
Dokter-dokter merasa tidak dapat mengimbangi situasi yang ada. Hampir setengah dari mereka yakin bahwa memberikan layanan berkualitas baik akan menjadi lebih sulit selama lima tahun ke depan.
Peran Zoom pada layanan kesehatan
Penggunaan Zoom Rooms untuk rumah sakit memungkinkan pendekatan yang lebih fleksibel pada layanan kesehatan, meningkatkan aksesibilitas untuk layanan berkualitas. Karakteristik Zoom yang mudah digunakan pada bermacam-macam sistem maupun perangkat (hardware-agnostic), memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk menciptakan ruang-ruang berbeda bagi beragam kebutuhan melalui komunikasi video.
Penyedia layanan kesehatan mampu menyempurnakan pengalaman pasien dan staf dengan mengintegrasikan fitur-fitur dan solusi Zoom pada berbagai departemen dan tim di lembaga kesehatan:
Dokter selalu dibutuhkan, namun dengan jadwal yang padat, pasien harus menunggu berjam-jam hanya untuk konsultasi. Melalui layanan telehealth, dokter kini memiliki kontrol lebih baik terhadap keseharian mereka, sebab jadwal konsultasi virtual langsung masuk ke kalender mereka, sehingga pekerjaan menjadi lebih efisien.
Dengan resepsionis virtual, bagian resepsionis rumah sakit dan klinik bisa bekerja dari rumah, sehingga kontak fisik akan sangat berkurang. Pasien cukup menyentuh tombol untuk menghubungi bagian resepsionis melalui panggilan Zoom.
Pasien dapat terhubung dengan dokter dan orang-orang yang disayangi dengan aman dan nyaman lewat opsi menyalakan video pada sistem Virtual Mobile Cart.
Fitur-fitur seperti Smart Gallery, smart scheduling dan workspace reservations memungkinkan staf layanan kesehatan untuk berkolaborasi dan terhubung tanpa hambatan, dengan Zoom Whiteboard yang juga digunakan untuk pelatihan perawat, dokter dan staf, baik ketika mereka bergabung dari jarak jauh maupun tatap muka.
Zoom telah menanamkan seluruh alur kerja untuk kunjungan virtual ke dalam aplikasi mobile pengguna melalui Zoom SDKs, yang menunjang keseluruhan pengalaman pengguna.
Sejak pandemi COVID-19:
Merujuk pada 100 integrasi utama Epic (Electronic Health Records) pada platform Zoom, dan ketika COVID memuncak, sistem-sistem layanan kesehatan ini melakukan hampir 3 juta konsultasi virtual dalam sebulan.
Lebih dari 50% pasien rawat jalan di dunia dilayani secara virtual, baik di lembaga publik maupun swasta.
7 dari 10 perusahaan farmasi terbaik di dunia memilih Zoom.
Tren dan Peluang
Layanan kesehatan berbasis digital tidak berarti hanya dilakukan secara digital – layanan ini menggunakan pendekatan hybrid dalam memberikan layanan kesehatan lewat pemanfaatan teknologi baru seperti Zoom ketika kondisinya memungkinkan.
Terdapat pertumbuhan dalam telehealth selama dua tahun terakhir, yang menjadi nilai tambah untuk perawatan pasien rawat inap, akut dan rawat jalan.
Digital mampu mendesentralisasikan layanan kesehatan, yang menjangkau sejumlah pasien dalam perawatan mulai dari rumah sakit besar hingga klinik, dan bahkan rumah-rumah. Hal ini memungkinkan perawatan berkualitas yang lebih mudah diakses masyarakat luas.
Lembaga-lembaga kesehatan di dunia, terlepas dari lokasi mereka, telah memiliki teknologi yang mumpuni – maka fokus ke depan adalah untuk dapat mengintegrasikan perangkat yang sesuai ke dalam platform yang digunakan sehari-hari, dan selanjutnya melakukan pertemuan secara virtual untuk menyediakan interaksi klinis tingkat tinggi.
Terdapat perubahan besar, baik di lembaga kesehatan publik maupun swasta, dalam hal adaptasi platform multiguna. Pasien menjadi semakin terlibat dalam perawatan kesehatan mereka, dan melalui platform komunikasi video seperti Zoom, kerja sama erat antara berbagai tim mendorong keputusan klinis yang lebih baik.(ak)