JAKARTA (IndoTelko) - Sebagai tuan rumah Presidensi G20 di tahun 2022, Indonesia mengedepankan transformasi digital dalam agendanya.
Mengangkat tema “Recover Together, Recover Stronger”, Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan Bank Indonesia mendorong enam agenda utama, beberapa yang terkait sektor perbankan digital antara lain : penguatan sistem pembayaran di era digital, dan peningkatan sistem keuangan yang inklusif.
Laporan McKinsey & Company tahun 2019 menyebutkan bahwa dalam tiga tahun terakhir, pengguna channel perbankan digital bulanan di Indonesia berkembang pesat hingga dua kali lebih cepat dibanding negara-negara berkembang Asia lainnya2. Lebih lanjut, 55% nasabah perbankan konvensional (non-digital) di Indonesia dinilai sangat antusias mengadopsi layanan perbankan digital dibanding negara-negara berkembang lainnya di Asia, seperti India, Malaysia, Tiongkok, Thailand, Filipina dan Vietnam3 – menempati urutan kedua setelah Myanmar.
Hal ini mengindikasikan kuatnya perkembangan dan penetrasi layanan digital untuk mendorong pertumbuhan literasi keuangan di Indonesia.
Terkait hal ini, Silverlake Axis Ltd (“SAL” atau the “Group”), perusahaan pemimpin pasar di wilayah ASEAN untuk perangkat lunak inti perbankan, membagikan sejumlah insight pertimbangan utama bagi pelaku industri perbankan digital di Tanah Air.
Ada 5 pertimbangan teratas bagi pelaku industri bank digital Indonesia antara lain sebagai berikut:
1. Strategi pemenuhan tenaga kerja
Memperhatikan ketersediaan tenaga kerja mumpuni dengan keterampilan khusus dalam membangun infrastruktur digital - yang harus sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh bank sentral (Bank Indonesia).
Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penyusunan strategi lebih awal, mencari tenaga kerja yang sesuai, melakukan wawancara, hingga mendapatkan tenaga kerja yang dibutuhkan industri dengan cepat untuk menghindari kekurangan pasokan perekrutan karena lonjakan permintaan yang semakin meningkat.
2. Mengembangkan strategi pemasaran yang kuat
Strategi pemasaran yang tangguh untuk branding dan profiling perusahaan akan menjadi sebuah pesan yang kuat bagi para pemain industri lain tentang kekuatan konsorsium, dan akan membantu dalam mencari tenaga kerja dengan keterampilan tinggi. Selain itu, strategi pemasaran langsung ke konsumen (direct-to-consumer) yang memanfaatkan kanal asli akan memaksimalkan visibilitas di antara berbagai jenis konsumen, baik yang paham maupun tidak paham digital, serta yang tidak memiliki rekening bank sama sekali.
3. Sistem teknologi termutakhir namun ringan
Peninjauan terus-menerus dan berkala akan sistem stack yang diusulkan untuk bank digital pemain industri serta mengidentifikasi pengulangan dan inefisiensi akan meningkatkan kecepatan, stabilitas, hingga keandalan operasi. Selanjutnya, bank digital harus mengidentifikasi peluang akuisisi atau kemitraan komersial dengan penyedia layanan teknologi yang optimal.
4. Mengikuti update dan selalu mematuhi regulasi terkini
Dengan lanskap layanan keuangan dan perbankan yang terus berevolusi, termasuk pesatnya pertumbuhan penetrasi digital dan bertambahnya permintaan akan solusi finansial digital, Bank Indonesia berkomitmen terus memberikan dan memperbaharui regulasi perbankan digital untuk beroperasi dengan baik. Dengan komitmen yang baik dari bank-bank digital untuk terus up-to-date terhadap regulasi tersebut meningkatkan kesempatan untuk menghadirkan layanan baru yang dapat melayani nasabah dengan lebih baik.
5. Meningkatkan kualitas sistem keamanan siber
Sejalan dengan upaya digitalisasi, privasi data merupakan bagian dari fokus Pemerintah Indonesia, terutama dengan meningkatnya bank digital di Tanah Air. Bank-bank tersebut perlu membangun strategi keamanan siber yang mumpuni, demi melindungi kerahasiaan data para nasabah dari kemungkinan ancaman serangan siber yang mungkin terjadi. Langkah keamanan siber yang kuat tentu saja mendongkrak kepercayaan dari nasabah, sambil memastikan sistem operasional berjalan lancar dan aman.
Group Managing Director, Silverlake Axis, Andrew Tan mengatakan, dengan portofolio pengalaman yang panjang Silverlake Axis untuk perangkat lunak inti perusahaan dan implementasinya, pihaknya telah mempelajari faktor-faktor kunci kesuksesan yang disarankan untuk bank dengan layanan inti digital yang akan datang. "Mayoritas pembelajaran dan pertimbangan ini pernah dialami oleh sejumlah klien kami dari bank-bank terbesar di Asia Tenggara yang sedang berada di jalur pertumbuhan yang baik,” katanya. (ak)