telkomsel halo

2025, GSMA prediksi ada 400 juta koneksi 5G di Asia Pasifik

09:30:00 | 08 Jul 2022
2025, GSMA prediksi ada 400 juta koneksi 5G di Asia Pasifik
JAKARTA (IndoTelko) -- GSMA telah menerbitkan laporan terbarunya berjudul Mobile Economy Asia Pacific 2022, yang memberikan gambaran terperinci tentang adopsi internet seluler di kawasan ini. Saat ini, jaringan broadband seluler sudah mencakup sekitar 96% dari populasi Asia Pasifik, bukti investasi operator dalam infrastruktur 3G, 4G dan, sekarang, 5G. Namun, hanya 44% dari populasi kawasan ini (1,23 miliar pengguna) yang menggunakan layanan internet seluler.

Alasan ketimpangan ini termasuk karena kurangnya keterampilan digital, keterjangkauan, dan masalah keamanan online. Laporan tahun ini menguraikan bagaimana negara-negara mengatasi kesenjangan penggunaan ini.

"Mengatasi kesenjangan penggunaan dan memperluas manfaat internet untuk lebih banyak orang di masyarakat itu sangat penting," kata GSMA Head of Asia Pacific, Julian Gorman. "Namun, hal ini membutuhkan upaya bersama oleh berbagai pemangku kepentingan yang bekerja bersama operator seluler dan pemain ekosistem lainnya seperti produsen perangkat dan pembuat konten digital, untuk mendorong adopsi dan mengatasi hambatan yang ada saat ini."

Seluler memberikan manfaat ekonomi dan sosial

Teknologi dan layanan seluler terus memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ekonomi Asia Pasifik, menghasilkan 5% dari PDB di kawasan ini pada tahun 2021, setara dengan dengan nilai ekonomi sebesar $770. Ekosistem ini mendukung sekitar 8,8 juta pekerjaan pada tahun 2021 dan memberikan kontribusi besar bagi pendanaan sektor publik, dengan sekitar
$80 miliar yang telah berhasil dikumpulkan melalui perpajakan.

400 juta koneksi 5G pada tahun 2025

Adopsi 5G akan dipercepat di seluruh kawasan Asia Pasifik seiring dengan berkembangnya jejak teknologi. Saat ini, jaringan 5G telah tersedia secara komersial di 14 pasar, termasuk di India dan Vietnam, yang akan segera diluncurkan dalam beberapa bulan mendatang.

Menurut laporan tersebut, pada tahun 2025, akan ada lebih dari 400 juta koneksi 5G, setara dengan lebih dari 14% dari total koneksi seluler di dunia. Perkembangan 5G yang lebih maju di negara-negara seperti Australia, Jepang, Korea Selatan dan di Singapura diperkirakan akan menyumbang 55% dari koneksi di negara tersebut pada tahun 2025.

Momentum metaverse di Asia Pasifik

Laporan ini juga mengeksplorasi munculnya metaverse dan menyoroti berbagai kasus penggunaan 5G dan kegiatan terkait lainnya di wilayah Asia Pasifik. Khususnya, badan-badan pemerintah di kawasan ini telah mulai menguraikan rencana untuk memanfaatkan potensi platform untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan publik. Korea Selatan memiliki rencana untuk membelanjakan $186,7 juta untuk menciptakan ekosistem metaverse-nya, dan Otoritas Pariwisata Thailand memanfaatkan teknologi tersebut untuk meningkatkan pariwisata di negara tersebut.

Kebijakan untuk inovasi digital

Pembuat kebijakan dan regulator dapat mendorong pertumbuhan dan inovasi dengan membuat peraturan berwawasan ke depan yang fleksibel untuk mendukung penyebaran dan operasi jaringan seluler. Laporan ini memberikan wawasan tentang area fokus di mana reformasi peraturan akan menghasilkan hasil yang maksimal bagi kawasan ini.

Mobile 360 Asia Pacific di Singapura

GCG BUMN
Adopsi 5G oleh APAC akan menjadi pusat perhatian pada konferensi GSMA Mobile 360 Asia Pasifik pada 2-3 Agustus 2022 di JW Marriott South Beach Hotel di Singapura. Agenda dua hari ini akan mencakup keynote dan diskusi yang menggugah pikiran tentang bagaimana strategi bangsa digital sangat penting dalam ekonomi global pasca pandemi. (sar) 

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year