JAKARTA (IndoTelko) - Setelah runtuhnya Terra Luna dan penurunan pasar kripto yang diperparah oleh masalah ekonomi makro terkait suku bunga acuan The Fed, semua mata tertuju pada investor institusional. Setelah dianggap sebagai kabar gembira bagi industri kripto karena mereka beralih dari ekosistem keuangan tradisional seperti saham dan forex untuk menjaga pasar kripto tetap stabil, banyak dari mereka sekarang keluar dari posisinya di kripto, terlepas dari kerugian yang mereka dapatkan. Hal ini menimbulkan pertanyaan – apakah mereka akan tetap berinvestasi pada instrumen baru ini setelah semua ini berakhir?
Cek Sentimen
Sentimen masyarakat pada umumnya bisa dibilang keliru, terlepas dilihat di sisi kehati-hatian para investor, karena spekulasi yang ada masih akan terus berkembang tentang bagaimana runtuhnya UST akan memicu otoritas atau regulator global untuk memperketat kontrol dalam lingkup kripto. Namun, terlepas dari ketidakpastian pasar, beberapa orang memandang prospek pertumbuhan industri kripto dalam jangka panjang masih cukup sehat karena investor terus mengawasi perkembangan DeFi.
“Industri kripto memiliki volatilitas dan inovasinya sendiri yang tidak terpengaruh oleh kekuatan atau peraturan eksternal. Lebih dari 100 institusi telah menyatakan minatnya untuk menggunakan 'konektor DeFi' Matrixport di sisi solusi penyimpanan. Masalah saat ini hanyalah rintangan sementara dan partisipasi jangka panjang di DeFi sepertinya tidak akan melambat,” ujar Cynthia Wu, Mitra Pendiri dan COO, Matrixport.
Bahkan, banyak institusi masih menjajaki DeFi sebagai bidang untuk membangun kehadiran ekosistem jangka panjang mereka. Pada Mei lalu, otoritas moneter Singapura mengumumkan “Project Guardian” untuk mengeksplorasi tokenisasi aset keuangan dan kasus penggunaan DeFi, yang akan dilakukan bekerja sama dengan DBS Bank dan JP Morgan, yang menunjukkan bahwa minat institusional dalam aset digital tidak akan hilang dalam waktu dekat.
Comeback Strategy
Karena semakin banyak institusi yang mengeksplorasi eksposur di DeFi, strategi investasi mereka juga berkembang dengan cara diversifikasi. Pada Q4 tahun lalu, hedge fund terlihat melakukan strategi dengan berinvestasi pada pasar yang kondisinya lebih netral di bursa sentral untuk mencari hasil yang lebih stabil.
“Kondisi pasar yang tingkat volatilitasnya rendah tentu memberikan hasil yang kurang bagus bagi portofolio yang mereka pegang. Maka dari itu, institusi menyebarkan sebagian besar aset yang mereka kelola ke DeFi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, sesuai dengan risiko yang diambil,” ujar Cynthia.
Mengingat hal ini, kekhawatiran akan risiko dan infrastruktur yang aman menjadi perhatian utama. Sebagian besar institusi sedang melakukan uji tuntas atas risiko investasi dengan tetap aktif memantau imbal hasil dan likuiditas yang ditawarkan oleh beragam macam platform.
“Untuk memfasilitasi ini, banyak layanan profesional, seperti Matrixport, menawarkan lapisan jaminan tambahan dengan infrastruktur audit yang kuat, setara dengan standar institusional — pada akhirnya, untuk menciptakan lingkungan yang lebih terlindungi bagi investor institusional sehingga lebih banyak dari mereka merasa lebih aman untuk menggunakan aset kripto,” tambah Cynthia.
Tahap Selanjutnya
Ke depannya, seiring dengan semakin canggihnya kumpulan investor institusional, strategi untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih maju seperti protokol kontrak pintar dan brankas yang menghasilkan pengambilan hasil dengan menjual opsi akan dikerjakan oleh penyedia layanan keuangan.
“Terlepas dari prospek kurang menyenangkan selama beberapa bulan terakhir ini, ada banyak peluang dan inovasi dalam kripto dan DeFi yang masih terbukti menjadi salah satu instrumen yang layak bersaing dengan aset dan instrumen investasi tradisional lainnya,” tutup Cynthia.(wn)