telkomsel halo

Shipsy klaim sukses hadirkan 1000 lebih praktisi supply chain di dunia

09:30:00 | 27 Sep 2022
Shipsy klaim sukses hadirkan 1000 lebih praktisi supply chain di dunia
JAKARTA (IndoTelko)  -- Konferensi teknologi logistik virtual Shipsy yang sangat dinanti-nantikan mengenai “Jalan Menuju Logistik Berkelanjutan dan Hemat Biaya”  berjalan dengan sukses. Ini adalah edisi kedua dalam seri Limitless, agenda unggulan yang telah mengumpulkan partisipasi banyak pendukung industri dari organisasi terkemuka dan mapan serta partisipasi lebih dari 1000 profesional di bidang rantai pasokan di seluruh dunia hingga saat ini.

Limitless Summit adalah konferensi berskala internasional yang berpengaruh dari para profesional terkemuka di bidang logistik, rantai pasokan, dan operasi. Ini adalah forum terbuka bagi para pemimpin industri untuk bertukar ide, pembelajaran, praktik-praktik terbaik, dan tren utama yang dapat mendorong dan memanfaatkan peluang tanpa batas dalam ekosistem logistik yang berkembang pesat.

Soham Chokshi, CEO & Co-founder Shipsy, menjelaskan bagaimana teknologi dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan efisiensi logistik. 

“Perencanaan pesanan yang dinamis, mengurangi jarak tempuh, meningkatkan penggunaan operator, mengoptimalkan perencanaan wilayah, dan komunikasi tanpa batas antara pengendara dan konsumen akan memberdayakan bisnis untuk mengurangi emisi CO2. Data akan memainkan peran penting di sini. Dasbor keberlanjutan akan membantu bisnis memantau jejak karbon mereka sebelum perjalanan pengiriman dimulai dan memilih mitra logistik yang tepat,” ungkapnya.

Chokshi juga memperkenalkan Shipsy Business Intelligence (BI), sebuah alat intuitif yang membantu bisnis dengan kecerdasan logistik berbasis data secara real-time. Para pemimpin di bidang logistik dapat memanfaatkan dasbor yang dapat disesuaikan untuk membandingkan beberapa metrik guna melacak dan mengurangi pelanggaran di setiap tahap rantai nilai logistik mereka.

Pembicara utama dalam industri terkait di konferensi ini adalah Ekhlaque Bari, Chief Information Officer di Jubilant FoodWorks. Bari berbagi mengenai pendorong utama untuk meningkatkan pengalaman pelanggan. Dia juga menyoroti bahwa pengalaman pelanggan terkait erat dengan profitabilitas dan keberlanjutan.

 “Bisnis harus selalu menjaga kualitas produk, harga, perilaku, kepercayaan, upaya, dan waktu penyelesaian. Produk/layanan berkualitas buruk, ketidakmampuan untuk menangkap lokasi pengendara tiruan, dan ketidakpatuhan pada SLA (Service Level Agreement) pengiriman, dan berbagai faktor lainnya dapat memperburuk pengalaman pelanggan. Menyediakan terlalu banyak varian untuk produk yang sama juga dapat berdampak negatif terhadap keputusan pembelian. Penetapan harga yang adil adalah sesuatu yang penting, dan untuk memastikan bisnis mengenakan harga yang tepat, mereka harus mengidentifikasi sistem pengoptimalan biaya seperti perencanaan rute yang lebih baik,” katanya.

Dalam diskusi panel yang dimoderatori oleh Vohuman Bardi, Wakil Presiden Shipsy untuk kawasan Eropa, Timur Tengah dan Afrika serta Asia-Pasifik, para panelis menggali lebih dalam tentang bagaimana bisnis dapat mencapai keseimbangan antara kelestarian lingkungan dan biaya logistik.

Walid Shabana, CTO & Co-founder Rabbit Mart, menjelaskan bahwa keberlanjutan adalah tentang melindungi dan melestarikan sumber daya alam. 

“Organisasi kami bertujuan untuk mengurangi limbah bahan makanan ( produk segar) dan meminimalkan penimbunan dengan mengirimkan produk ke pelanggan lebih cepat. Kami membangun model bisnis kami di dark store guna mengurangi jarak tempuh dan melayani wilayah tertentu dengan sumber daya terbatas.”

Selain itu. menetapkan metrik keberlanjutan dapat membantu menentukan proses, membuat kerangka kerja, dan menetapkan akuntabilitas. Santosh Abbimane, Group Chief Financial & Transformation Officer, DTDC menegaskan bahwa menerapkan praktik terbaik seperti kecepatan kendaraan rata-rata yang optimal dan memanfaatkan teknologi untuk mengoptimalkan rute dan meningkatkan pemanfaatan kapasitas dapat membantu mencapai efisiensi dalam logistik.

Sementara itu, Bassel El Koussa, CEO & Co-founder Quiqup, mengatakan bahwa pemborosan besar dan emisi CO2 terjadi di destinasi terakhir. 

“Kami bertujuan untuk membuat rute jarak tempuh terakhir lebih produktif dan efisien, membawa titik penjemputan lebih dekat dengan waktu tempuh yang lebih rendah guna mengurangi emisi karbon. Supaya unit ekonomi dari model pengiriman on-demand  berjalan dengan baik, merangkul teknologi canggih adalah sebuah keharusan. Teknologi ini akan membantu bisnis untuk memperpendek jarak yang ditempuh dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya.”

Gaurav Arora, Vice President - Strategy & Operations, Ferns N Petals mengungkapkan, bahwa pelanggan saat ini menjadi sensitif dalam hal keberlanjutan, sehingga upaya tersebut perlu diintegrasikan secara mendalam di seluruh organisasi dan komunitas. 

GCG BUMN
“Misalnya, sebuah perusahaan mobilitas kendaraan di India telah mengerahkan armada serba listrik. Pelanggan yang menggunakan layanan mereka mendapatkan informasi mengenai total emisi yang telah mereka hemat. Jadi, percakapan secara bertahap beralih dari “perusahaan yang menghemat biaya” menjadi “perusahaan yang mengurangi emisi karbon.” (sar)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories