telkomsel halo

Cegah dan lawan ancaman siber, Fortinet perluas penawaran layanan dan pelatihan

07:21:00 | 08 Feb 2023
Cegah dan lawan ancaman siber, Fortinet perluas penawaran layanan dan pelatihan
JAKARTA (IndoTelko) - Pemimpin global dalam solusi keamanan siber yang luas, terintegrasi, dan otomatis, Fortinet mengumumkan layanan augmentasi pusat operasi keamanan (Security Operations Center/SOC) baru yang dirancang untuk membantu memperkuat resiliensi siber organisasi dan mendukung tim yang kekurangan anggota akibat kurangnya tenaga ahli.

Selain itu, sebagai upaya pimpinan Fortinet untuk membantu menghapus kesenjangan keahlian siber, Fortinet Training Institute telah menambahkan prakarsa di seluruh program untuk meningkatkan akses ke pelatihan dan sertifikasi yang diakui industrinya.

Kekurangan tenaga yang terjadi saat ini masih menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi tim SOC secara global. Laporan dari Fortinet menunjukkan, 50% pemimpin global menyatakan bahwa operasi keamanan adalah salah satu jabatan yang paling menantang untuk diisi, dan 42% dari mereka masih membutuhkan analis operasi keamanan. Survei Fortinet yang sama menemukan bahwa 80% perusahaan di seluruh dunia mengalami satu kebocoran data atau lebih karena kurangnya keahlian dan kesadaran keamanan siber.

Keterbatasan dan kurangnya sumber daya dan personel, ditambah sedikitnya volume peringatan yang diterima tim SOC tiap hari, sering berujung pada deteksi yang terlewatkan dan respons lambat yang meningkatkan paparan pada risiko siber. Tim SOC membutuhkan pemecahan masalah langsung untuk memitigasi tantangan seperti ini dengan berinvestasi pada SOC otomatis dan terintegrasi, serta teknologi dan tenaga keamanan siber profesional berpengalaman untuk dapat lebih melindungi diri dari berbagai ancaman.

Fortinet berkomitmen membantu organisasi menangani hambatan, dengan membantu tim SOC mengurangi risiko siber dan menghemat waktu untuk memusatkan perhatian pada proyek berprioritas lebih tinggi. Pembaruan tersebut antara lain:

    SOC-as-a-Service (SOCaaS). Fortinet telah memperluas penawaran SOCaaS, yang menggabungkan pakar keamanan siber FortiGuard dan teknologi SOC terdepan dengan menambahkan kemampuan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan pembelajaran mesin (Machine Learning/ML) untuk penggunaan di lebih banyak kasus. Pembaruan ini meningkatkan kemampuan penawaran untuk menambahkan peringatan keamanan di satu dasbor berbasis cloud bagi pelanggan untuk melihat kecerdasan yang dapat dilakukan dan mengakselerasi resolusi, sekaligus meningkatkan kemampuan tim operasi keamanan untuk menyerahkan proses pengawasan dan deteksi ke pakar keamanan Fortinet. Dengan pendekatan ini, Fortinet mempercepat triase peringatan, meningkatkan insiden keamanan dengan lebih cepat, dan mengurangi peringatan positif palsu bagi pelanggan.
    Layanan Deteksi Outbreak. Layanan deteksi outbreak, baru tersedia bagi pelanggan untuk memberi peringatan melalui email sekaligus secara otomatis dalam antarmuka produk utama pelanggan terhadap kejadian keamanan siber besar yang berpotensi memiliki dampak luas. Peringatan ini termasuk informasi kritis mengenai insiden keamanan, seperti linimasa kejadian serangan dan teknologi tertentu yang terdampak. Selain itu, peringatan juga dapat melakukan pelacakan ancaman terkustomisasi bagi perusahaan untuk dijalankan pada log dan mengidentifikasi dampak potensial suatu serangan, sekaligus memberikan rekomendasi untuk memperbaiki postur keamanan agar dapat melindungi lebih baik di masa mendatang.
    Layanan Respons dan Kesiapan Insiden (IR&R). Fortinet belum lama ini menambahkan layanan kesiapan keamanan siber sebagai bagian dari penawaran respons insiden menggeser model pembelian untuk memprioritaskan langkah pencegahan. Dengan menyediakan serangkaian layanan berorientasi pendekatan proaktif, seperti penilaian risiko, pengembangan playbook, dan latihan tabletopsebagai bagian dari biaya Layanan Respons dan Kesiapan Insiden, perusahaan dapat memperkuat kesiapan siber, efektivitas SOC, dan mengurangi risiko siber mereka, dengan tetap memiliki akses ke tim pakar FortiGuard yang dapat membantu penahanan dan remediasi cepat jika serangan siber terjadi. Untuk merespons peningkatan permintaan layanan ini di seluruh dunia, Fortinet juga menambah tenaga yang didedikasikan untuk kemampuan IR&R dan otomatisasi SOC agar lebih banyak perusahaan yang dapat mengakses penawaran ini.
Dikatakan EVO of Products and CMO Fortinet, John Maddiso, Fortinet membangun otomatisasi berbasis Machine Learning (ML) di semua penawaran SOC (Security Operations Center) untuk mendukung tim yang kekurangan anggota karena dampak kurangnya tenaga ahli keamanan siber. "Tapi teknologi saja tidak cukup untuk memecahkan masalah ini, karena itu kami berdedikasi untuk juga memberi layanan augmentasi SOC berbasis manusia untuk memberi dukungan langsung, sambil tetap berinvestasi pada badan pelatihan yang memimpin industri untuk menghapus kesenjangan keahlian keamanan siber. Kombinasi teknologi, layanan, dan pelatihan ini memungkinkan tenaga profesional SOC untuk melindungi organisasi mereka dari tahap deteksi sampai pemulihan insiden dengan lebih baik," katanya.

Meski layanan augmentasi SOC yang baru dan ditingkatkan sudah membantu meringankan beban tim secara langsung, investasi jangka panjang dalam pembelajaran berkelanjutan dan meningkatkan keahlian siber juga sama kritisnya untuk terus mengejar lanskap ancaman yang terus berubah. Komitmen Fortinet untuk menghapuskan kesenjangan keahlian ini, Fortinet Training Institute menawarkan pelatihan dan sertifikasi multitingkat yang telah meraih berbagai penghargaan bagi para tenaga keamanan profesional yang ingin meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan mereka di bidang keamanan siber penting.

GCG BUMN
Program ini juga membantu mengenali kelompok tenaga ahli baru untuk membantu membangun tenaga kerja masa depan, yang terfokus pada menyediakan peluang pelatihan bagi perempuan, veteran, siswa, dan populasi yang kurang mendapatkan peluang. (mas)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories