telkomsel halo

Telkom optimistis integrasi IndiHome-Telkomsel datangkan pelanggan baru

06:15:00 | 12 Apr 2023
Telkom optimistis integrasi IndiHome-Telkomsel datangkan pelanggan baru
JAKARTA (IndoTelko) - PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom) optimistis langkah mengintegrasikan layanan IndiHome ke Telkomsel akan mendatangkan pelanggan baru dalam payung Fixed Mobile Convergence.

"Perkiraannya dalam beberapa tahun ke depan ada 45 juta pelanggan baru dari FMC. Saat ini, tren bisnis layanan data, revenue-nya semakin melandai, bahkan tertekan. Itu dapat dilihat dari tren pendapatan revenue operator telko yang tumbuh hanya berkisar 2%-an saat ini. Selain itu, dilihat dari Average Revenue Per User (ARPU) juga terus menurun. Sementara, trafik terus meningkat. Jadi ini menjadi alasan Telkom melakukan strategi bisnis ke FMC," kata VP Investor Relations Telkom Edwin J Sebayang, pekan lalu.

Diungkapkannya, masih terdapat sekitar 15 juta pelanggan potensial fixed broadband yang belum digarap saat ini. Saat ini, kata dia, di Indonesia terdapat sekitar 65 juta HouseHold. Dari jumlah tersebut sekitar 25-30 juta HouseHold memiliki potensi untuk dimasuki layanan fixed broadband.

Sementara, total pelanggan fixed broadband di Indonesia saat ini baru mencapai 11,2 juta pelanggan, atau penetrasinya baru sekitar 14-15%. Sehingga, masih terdapat sekitar 15 juta lebih pelanggan yang memiliki potensi untuk digarap. Potensi penambahan sekitar 15 juta pelanggan inilah yang akan menjadi target Telkom ke depannya untuk digarap masuk ke dalam FMC. Saat ini, IndiHome memiliki sekitar 9,2 juta pelanggan.

Di sisi lain, jumlah tersebut akan ditambah dengan sekitar 20% atau sekitar 31 juta pelanggan premium dari total pelanggan Telkomsel yang sebesar 156 juta pelanggan. Jadi, jika digabungkan, antara potensi pelanggan fixed broadband dan pelanggan premium Telkomsel, maka akan terdapat sekitar 45 juta pelanggan yang bakal menjadi pelanggan potensial FMC Telkom Group.

Rampung
Edwin mengharapkan proses spin off IndiHome ke Telkomsel rampung pada Juli 2023. Sementara, untuk commercial day diharapkan terjadi pada Agustus 2023.

"Jadi memang 1 juli itu diharapkan semuanya sudah rampung. Artinya secara legal semuanya stakeholder sudah sepakat. Dan kira-kira bulan agustus itu commercial day. Mungkin 17 agustus itu paling bagus yah," ungkap Edwin.

Meski seluruh proses spin off sudah rampung, tetapi dari sisi pemasaran produk dan terkait inovasi-inovasi pada FMC tetap berjalan melalui proses, dan dilakukan secara periodik.

"Setelah FMC di bawah satu kendali di Telkomsel, bukan serta merta 1 juli itu muncul produk baru. Itu masih perlu proses. Memang operasionalisasinya yang sudah berpindah ke Telkomsel. Tetapi terkait produknya seperti apa, inovasi-inovasi yang terjadi seperti apa, itu pasti tidak serta merta, itu akan periodik," tutur Edwin.

Edwin menambahkan, jika IndiHome sudah diintegrasikan ke Telkomsel, maka Telkom akan lebih fokus kepada lini bisnis Business to Business (B2B). Seperti, B2B IT Digital Services, Enterprise Connectivity, Cloud Business, Building Strategic Partnership, dan juga data center.

Vice President Corporate Communication Telkom Indonesia Andri Herawan Sasoko menuturkan, inisiatif FMC menghadirkan berbagai manfaat, baik untuk masyarakat, pemerintah, industri, maupun bagi Telkom sendiri.

Untuk masyarakat, FMC menghadirkan inovasi terhadap peningkatan pelayanan dengan pengalaman yang mulus, memberikan akses terhadap layanan digital yang lebih mudah dan merata, serta mengedepankan value for money.

Untuk pemerintah, hadirnya FMC akan mendukung pertumbuhan perusahaan yang berpotensi meningkatkan pendapatan negara dari pajak atau dividen, pertumbuhan tingkat adopsi digital, dan percepatan penetrasi home broadband. Bagi Industri, FMC akan mendorong efisiensi dan produktivitas serta membuat industri lebih menarik dan kompetitif.

"Sementara bagi Telkom, adanya FMC menghadirkan potensi efisiensi atas kolaborasi jaringan fixed dan mobile broadband, meningkatkan kinerja perusahaan, dan membuat perusahaan lebih adaptif terhadap dinamika industri," tandas Andri.

Di kesempatan lain, Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengungkapkan kehadiran FMC tidak berarti tarif internet menjadi murah, melainkan pengguna akan merasakan kualitas internet yang lebih baik dari sebelumnya.

"Sebetulnya FMC itu memberikan value proposition dari pengalaman bukan di harga. Karena, kalau harga itu ada perang harga yang memberikan harga semurahnya, yang nanti kualitasnya menurun. FMC nggak akan seperti mobile yang turun (harganya). Kalau FMC akan terus ditingkatkan isinya, misalnya harga segini dapat internet plus beberapa channel, yang nanti ditambah dengan konten-konten lain, seperti untuk smart home," ucapnya.

Ditambahkannya, operator seluler yang menerapkan FMC ini akan merasakan efisiensi dari sisi jaringan.

GCG BUMN
"Kalau bicara data traffic itu kebanyakan transport jadi harus bawa dari berbagai tempat ke international link. Sebelum FMC, itu beda layer, satu pipa untuk mobile, satu lagi buat fixed. Kalau sekarang sudah satu layar jadi ada efisiensi. Kalau dulu pipanya khusus, kalau ada utilisasi rendah, itu nggak bisa dipakai untuk yang lain, tapi sekarang udah bisa karena dipakai satu layer. Jadi, efisiensi bisa 30% dari sisi transport network," pungkasnya.(ak)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year