telkomsel halo

Indonesia berpartisipasi dalam High-Level Segment ITU Council 2023

08:22:18 | 13 Jul 2023
Indonesia berpartisipasi dalam High-Level Segment ITU Council 2023
Sekjen Mira Tayyiba dalam High Level Segment of the International Telecommunication Union (HLS-ITU) Council 2023 di Jenewa, Swiss
JAKARTA (IndoTelko) - Ketersediaan akses konektivitas digital yang merata, memadai, aman, serta dapat dengan mudah dijangkau seluruh lapisan masyarakat menjadi fondasi kemajuan sekaligus kesejahteraan global yang didorong teknologi digital.

Meskipun saat ini masih terdapat 2,7 miliar jiwa manusia di seluruh penjuru dunia yang masih belum terhubung melalui konektivitas digital. Apabila situasi paradoksikal ini tidak disikapi dengan bijak, kesenjangan digital atau digital divide akan terus melebar secara eksponensial.

Dikatakan Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Mira Tayyiba dalam High Level Segmentof the International Telecommunication Union (HLS-ITU) Council 2023 di Jenewa, Swiss, Selasa (11/07), meskipun benar bahwa teknologi digital membuka berbagai peluang untuk meingkatkan kualitas hidup masyarakat dan menciptakan nilai tambah ekonomi, perlu dicatat bahwa disrupsi teknologi memiliki kecenderungan yang tidak netral, yakni menciptakan pihak yang diuntungkan dan pihak yang dirugikan.

Acara HLS-ITU merupakan rangkaian Sidang Dewan ITU Tahun 2023 yang dihadiri oleh pejabat tinggi di bidang teknologi, informasi, dan komunikasi dari negara-negara anggota ITU. Pertemuan itu berlangsung dari tanggal 11 Juli hingga 22 Juli 2023 di Kantor Pusat ITU.

“Tanpa intervensi yang tepat, pesatnya kemajuan digital akan memperburuk kesenjangan dan ketidaksetaraan yang terjadi di dalam masyarakat,” jelas Mira yang mewakili Plt. Menkominfo, Moh. Mahfud MD, dalam Panel 1 HLS-ITU 2023 yang membahas tema “Mewujudkan Konektivitas yang Universal dan Bermakna untuk Semua.”

Untuk memperkecil jarak kesenjangan digital, Indonesia mendorong negara-negara di dunia terus memperkuat kolaborasi dalam membangun dunia yang semakin terhubung melalui berbagai forum internasional. Ia menegaskan, salah satunya adalah ITU, agensi khusus di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membahas isu-isu TIK.

Dalam HLS-ITU 2023, Indonesia menyuarakan arti penting nilai-nilai inklusivitas dan pemberdayaan dalam membangun konektivitas digital yang bermakna bagi semua orang. “Selain menyediakan konektivitas digital yang merata, membekali masyarakat dengan literasi dan keterampilan digital, serta menjaga ruang digital agar senantiasa aman juga produktif, Indonesia berpandangan bahwa dalam membangun konektivitas digital yang bermakna sekaligus universal, diperlukan pula tata kelola data yang adil dan transparan,” jelasnya.

Indonesia juga menekankan peran ITU agar mampu memastikan konektivitas digital yang dibangun dan terus disempurnakan dapat dimanfaatkan secara produktif dan aman oleh masyarakat. “Tidak hanya itu, Indonesia juga memandang bahwa ketersediaan kerangka kerja yang mampu melindungi masyarakat dari penyalahgunaan atau penyelewengan teknologi digital adalah penting untuk dikembangkan di tingkat global,” katanya.

Pada panel tersebut Mira menyajikan berbagai upaya Pemerintah Indonesia yang berkolaborasi bersama berbagai pihak termasuk dengan sektor privat, akademisi, media, maupun komunitas, dalam mewujudkan konektivitas digital yang universal dan bermakna bagi masyarakat Indonesia.

Program-program yang dipaparkan Sekjen Mira di hadapan para delegasi dalam HLS-ITU 2023, antara lain peluncuran Satelit Republik Indonesia 1 (SATRIA-1), pelatihan dan lokakarya digital bagi para pembuat kebijakan, hingga pemberdayaan UMKM agar mampu berdaya saing di era yang makin digital.

Kehadiran Indonesia dalam agenda itu merupakan bagian dari peran sebagai Dewan ITU Region E. Pada 3 Oktober 2022 yang lalu, Indonesia kembali terpilih dewan untuk kawasan Asia-Australasia selama masa bakti tahun 2023 s.d. 2026.

GCG BUMN
Pemilihan itu berlangsung dalam Sidang ITU Plenipotentiary Conference ke-22 (ITU PP 22) di Bucharest, Rumania. Dalam sidang ITU PP 22 tersebut, Indonesia memperoleh suara ke-3 terbanyak dalam pemilihan sebagai anggota Dewan ITU, atau sebanyak 157 suara dari total 180 suara sah, setelah Uni Emirat Arab dan India. Terpilihnya Indonesia sebagai anggota Dewan ITU untuk periode 2023 s.d. 2026 melanjutkan tren yang telah berlangsung selama 4 dekade sejak 1982. (mas)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year