JAKARTA (IndoTelko) - Di era digital ini, Indonesia bagaikan raksasa yang tertidur, siap untuk bangkit dan menunjukkan potensinya yang luar biasa. Didukung oleh populasi internet terbesar keempat di dunia dengan 202,6 juta pengguna pada Januari 2023, penetrasi internet yang tinggi mencapai 73,7% dari total populasi, dan berbagai inisiatif pemerintah, transformasi digital membuka gerbang menuju masa depan yang gemilang, di mana ekonomi digital menjadi motor penggerak kemajuan bangsa.
Dikatakan Pendiri dan Direktur Digitala, Muhammad Iman Prasetyo, pada tahun 2025, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai USD 130 miliar, bahkan berpotensi mencapai USD 200 miliar. "E-commerce, sang bintang baru, telah menunjukkan tajinya dengan nilai transaksi mencapai Rp 329 triliun pada kuartal pertama 2023. Kontribusi sektor ini terhadap PDB non-migas pun tak kalah fantastis, mencapai 8,6% pada tahun 2022, dan ditargetkan meningkat hingga 21% pada tahun 2025,” ujarnya.
Digitala adalah Software House & Konsultan IT berbasis di Jakarta yang membantu mengembangkan bisnis dari berbagai segmen dan skala bisnis. Didirikan pada tahun 2019 oleh Muhammad Iman Prasetyo, Digitala memiliki visi menciptakan masa depan yang lebih terhubung, efektif, dan efisien melalui transformasi digital. Digitala menghadirkan 3 layanan spesialisasi yaitu website development, mobile development, dan data analytics. Klien Digitala terdiri dari perusahaan multinasional hingga Kementrian di Indonesia seperti AstraZeneca, Menarini, Kementerian ATR BPN, serta berbagai perusahaan swasta dan startup.
Menurut Iman, bagi para pengusaha, transformasi digital bagaikan mantra ajaib yang membuka pintu menuju peluang tak terbatas. Otomatisasi proses bisnis, analisis data, dan platform digital siap meningkatkan efisiensi dan produktivitas, membuka jangkauan pasar yang lebih luas, dan memicu inovasi tiada henti.
Keputusan pun semakin cerdas dengan memanfaatkan analisis data dan kecerdasan buatan (AI), memperkuat ketahanan bisnis di tengah gejolak pasar.
McKinsey Global Institute, raksasa konsultan ternama, memprediksikan potensi fantastis: peningkatan PDB Indonesia hingga USD 1,1 triliun pada tahun 2025. Angka ini telah menjadi alarm positif bagi para pemangku kepentingan. Tak hanya di sektor ekonomi, transformasi digital pun mewarnai industri kreatif. Konten digital, desain grafis, dan animasi menjadi ladang subur bagi para seniman dan kreator untuk menuangkan ide-idenya yang cemerlang. Di sisi lain, teknologi finansial (fintech) bagaikan angin segar yang memudahkan akses keuangan bagi masyarakat, mulai dari pembayaran digital, pinjaman online, hingga pengelolaan keuangan pribadi.
Kehadiran Internet of Things (IoT) pun tak kalah revolusioner. Koneksi antar perangkat membuka peluang baru bagi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi operasi, memantau data secara real-time, dan melahirkan layanan inovatif yang tak terbayangkan sebelumnya.
Transformasi digital juga menjadi kunci bagi perusahaan untuk memberdayakan artificial intelligence (AI). Dengan mengadopsi teknologi digital seperti cloud computing, big data, dan internet of things (IoT), perusahaan dapat mengumpulkan dan mengolah data dalam jumlah besar, menyediakan bahan bakar bagi AI untuk belajar dan berkembang. AI, di sisi lain, berperan penting dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan. AI mampu mengotomatisasi tugas berulang, membantu pengambilan keputusan, meningkatkan layanan pelanggan, mengoptimalkan proses bisnis, mengembangkan produk baru, meningkatkan keamanan, dan mendorong peluang marketing.
Sinergi transformasi digital dan AI ini membuka peluang bagi perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif, meningkatkan inovasi, dan membangun bisnis yang lebih tangguh dan berkelanjutan di era digital.
Pemerintah tak mau ketinggalan dalam transformasi ini. Berbagai program diluncurkan, seperti Gerakan Nasional Masyarakat Cerdas (GNMC), Palapa Ring Barat, dan Digital Talent Scholarship. Roadmap Ekonomi Digital Indonesia 2021-2025 menjadi kompas arah, menargetkan penciptaan 17 juta lapangan kerja baru dan kontribusi ekonomi digital terhadap PDB hingga 21% pada tahun 2025.
Transformasi digital bukan sekadar tentang teknologi, tapi juga tentang perubahan mindset dan budaya. Perusahaan yang sukses adalah mereka yang mampu beradaptasi dengan cepat, memanfaatkan teknologi secara optimal, dan berfokus pada nilai tambah bagi pelanggan.
Transformasi digital memiliki tantangan besar, seperti dipaparkan pada laporan BCG tahun 2020 mengatakan bahwa lebih dari 70% proyek transformasi digital gagal mencapai tujuannya, dan sering kali menimbulkan konsekuensi yang besar. Mengubah kebiasaan dari manual ke digital dapat menjadi sulit karena dikarenakan beberapa faktor seperti usia, tempat tinggal, dan kebiasaan menggunakan teknologi. Sehingga tidak cukup mentransformasi infrastukturnya saja, kultur kerjanya pun perlu ditransformasi untuk mampu beradaptasi.
Iman menambahkan, tantangan paling berat dalam terminologi People, Process, and Technology adalah bagian People. "Mengubah kebiasaan dari manual ke digital dapat menjadi sulit karena dikarenakan beberapa faktor seperti usia, tempat tinggal, dan kebiasaan menggunakan teknologi. Sehingga tidak cukup mentransformasi infrastukturnya saja, kultur kerjanya pun perlu ditransformasi untuk mampu beradaptasi,” jelasnya.
Menurutnya, kesiapan kolektif sangat membantu terjadinya digitalisasi bisnis. Berusaha adaptif memang tidak mudah. Akan tetapi, dibandingkan dengan bisnis konvensional, digitalisasi dapat mempermudah segala pekerjaan. Oleh karena itu, diperlukan upaya, kemauan, dan partner yang yang tepat untuk mngadopsi teknologi dan budaya baru.
Berikut empat strategi kunci untuk keberhasilan transformasi digital ala Digitala :
1. Dukungan Stakeholder Terkait
Perubahan tidak dapat dilakukan jika tidak mendapat dukungan dari pemangku kepentingan terkait terutama kepala organisasi. Kepala organisasi secara langsung maupun tidak langsung harus dapat mendukung program, agar dalam satu organisasi tersebut memiliki kesamaan tujuan.
2. Pendekatan User-Centric
Pendekatan ini penting agar kebutuhan dan pengalaman yang dirasakan pengguna dapat berjalan dengan maksimal oleh end-user. Terkadang stakeholder memaksakan sistem dibangun dengan pendekatan top-down namun tidak menyentuh pengguna secara langsung.
3. Memilih Partner yang Tepat
Partner transformasi digital sangat berperan menentukan keberhasilan proyek. Partner transformasi digital harus unggul tidak hanya dalam membangun infrastruktur digital, namun juga mampu membangun kultur budaya baru yang sanggup mengutilisasi infrastruktur digital yang telah dibangun.
4. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi secara reguler penting dalam keberlanjutan program jangka panjang. Ketika seluruh operasional dijalankan secara digital, keberhasilan dapat dilihat dengan melihat report dan insight yang ada. Seluruh data terekam dengan baik dan realtime.
Dijelaskannya, ada empat nilai lebih (added value) yang menjadi diferensiasi sekaligus keunggulan Digitala dibandingkan perusahaan sejenis. Pertama, product fit, dimana sebagai konsultan, Digitala akan memberikan saran-saran yang terbaik dan konsultasi gratis yang disesuaikan dengan kebutuhan. Kedua, performance aplikasi maupun website yang sesuai dengan kebutuhan. Ketiga, SEO (Search Engine Optimization) friendly dan User Friendlykarena dapat diakses secara mudah dan cepat. Keempat, value for money, karena Digitala menawarkan harga yang reasonable dan kompetitif.
Hasilnya, sampai saat ini, Digitala telah dipercaya oleh sederet brand ternama. Sebut saja, AstraZeneca Indonesia, Kementerian ATR BPN, Novartis, Menarini, Kalua Studio, Aksi Ekologi & Emansipasi Rakyat (AEER), Bina Artha Ventura, BRI, PLN, Mandiri, RS Jantung Harapan Kita, dan ada lebih banyak lagi.
AstraZeneca misalnya, telah mempercayakan tim Digitala untuk membangun aplikasi PULIH pada 2020 lalu. Diceritakan Iman, PULIH merupakan sebuah aplikasi untuk pasien kanker yang ingin mendapatkan obat dengan harga yang lebih terjangkau atau mengikuti program yang disediakan oleh Yayasan Kanker Indonesia (YKI). Aplikasi tersebut membantu dan mengubah seluruh proses YKI dari manual ke digital dan membuat pasien mengakses dengan mudah terhadap obat kanker dengan harga yang lebih terjangkau. Selain itu, pasien juga lebih teratur dalam membeli dan meminum obat.
Diungkapkan Iman, sebelum ada aplikasi PULIH, semua dilakukan secara manual atau offline yang membutuhkan waktu berminggu-minggu. "Namun, dengan aplikasi PULIH, semuanya bisa lebih cepat dan pasien dari berbagai daerah pun lebih mudah menjangkau obat kanker dengan harga terjangkau,” katanya.
Digitalisasi yang dilakukan Digitala pada klien AstraZeneca, khususnya pada aplikasi PULIH, berdampak signifikan. Semakin tahun pergerakan pasien semakin banyak dan fitur-fitur yang ada digunakan dengan User Retention average 20% pada tahun 2023. Itu artinya, naik hampir 10% dibanding 2022.
Ia mengakui sukses Digitala tak lepas dari kerja keras tim dan komitmen pada kultur kerja perusahaan, “Kami membudayakan empat nilai yang menjadi prinsip kerja kami yaitu: Result oriented, kaizen, respect, dan early adopter. Di Digitala, kami bekerja keras untuk menghasilkan kualitas terbaik dengan deadline yang ketat (result oriented). Meskipun begitu, kami selalu menjunjung tinggi proses untuk perubahan yang berkesinambungan (kaizen). Dalam keseharian kami, kami selalu menjunjung tinggi (respect) satu sama lain dan senang melakukan eksperimen dan inovasi (early adopter),” tambahnya.
Ditambahkanya, sangat penting untuk memiliki mentalitas adaptif dalam industri bisnis yang dinamis. Hal ini dilakukan dengan membangun pola pikir yang berorientasi pada masa depan agar budaya kerja dapat menyesuaikan sistem yang baru.
“Digitala berkomitmen memberikan solusi yang sangat menyesuaikan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan oleh klien kami dan kami juga dapat memberikan bantuan maintenance ketika proyek selesai. Karena kami tidak sekedar mebangun, namun juga memastikan masa depan bisnis Anda yang lebih terhubung, efektif, dan efisien melalui transformasi digital,” ujarnya. (mas)