JAKARTA (IndoTelko) - InterSystems Asia Healthcare Summit menghadirkan Simposium AI dan Connected Care yang dirancang untuk membantu para pemimpin layanan kesehatan menghadapi masa depan yang dipengaruhi oleh data dan perawatan berbasis AI. Konferensi yang berlangsung pada 21-22 Agustus di Jakarta ini bertujuan untuk memajukan inisiatif layanan kesehatan berbasis data di seluruh wilayah Asia Pasifik, dengan fokus khusus pada lanskap layanan kesehatan Indonesia yang berkembang pesat.
Pembukaan konferensi ini berfokus pada mempersiapkan lembaga layanan kesehatan untuk masa depan yang didukung data dan AI. Diskusi berpusat pada integrasi data kesehatan dan perawatan serta peran penting dari standar interoperabilitas HL7® FHIR®.
Dalam pidato pembukaannya, Regional Managing Director, Asia Pacific, Intersystems, Luciano Brustia menggarisbawahi teknologi yang inovatif telah merevolusi pemberian layanan kesehatan di Asia Pasifik.
"Banyak rumah sakit swasta terbaik di Indonesia mengandalkan sistem rekam medis elektronik TrakCare® kami untuk memberikan perawatan, meningkatkan efisiensi dan pelayanan kelas dunia. Semakin banyak perusahaan layanan kesehatan di Indonesia yang juga menggunakan platform data InterSystems IRIS for Health™ kami untuk memanfaatkan potensi data mereka, yang menghasilkan pengambilan keputusan yang lebih baik dan peningkatan kecepatan bisnis. Kami bangga dengan kemitraan regional kami dan komunitas pelanggan yang berkembang di Indonesia dan kami tetap berdedikasi untuk mendukung transformasi digital layanan kesehatan di Asia," jelasnya.
Sementara, InterSystems Global Head of Healthcare Market Strategy, Kathleen Aller dalam paparannya menarik perhatian peserta dengan pertanyaan, “Apakah Anda dan Data Anda Siap untuk AI?”. Dia membahas strategi untuk mempersiapkan data agar siap digunakan dalam AI. Sementara itu, Stella Ramette, InterSystems Director of Customer Relations Healthcare, Southeast Asia, mempresentasikan strategi untuk “Menerapkan AI dalam Tindakan.”
Ia menyoroti tantangan kesiapan AI. “Menurut perusahaan riset global Gartner, hanya 5% organisasi yang merasa data mereka siap untuk AI. Tanpa data yang komprehensif dan dapat digunakan, inisiatif AI mungkin tidak mencapai hasil yang diinginkan. Mengacu pada revolusi ilmiah Eropa yang mengubah dunia pada abad ke-18, kami mengeksplorasi bagaimana kemunculan ChatGPT dan ketersediaan model bahasa besar saat ini sedang membentuk kembali pandangan dunia kita dan apa yang dapat kita pelajari dari pengalaman sejarah serta dari para pelopor saat ini,” katanya.
Di kesempatan yang sama, Kepala Analitik Data di BitHealth, Alwidyarly Zufly, dan Direktur Transformasi Layanan Digital dan IT Prodia, Andri Hidayat mempresentasikan studi kasus berharga tentang membangun repositori FHIR dalam sesi mereka yang berjudul “Memperoleh Nilai dari FHIR” atau Getting Value from FHIR. Sesi ini menyoroti keberhasilan implementasi teknologi InterSystems di Indonesia, menunjukkan bagaimana Lembaga layanan kesehatan lokal mampu memanfaatkan data untuk mencapai hasil pasien yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperlancar pemberian layanan kesehatan.
Sesi panel berikutnya bertemakan “Driving Change” menghadirkan Benedict Sulaiman, Wakil Presiden Teknologi Informasi di PT Affinity Health, Dr. Gracia Yudo, Direktur Pelayanan Medis, Pelayanan Penunjang, Mutu, dan Keselamatan Pasien di EKA Hospital, serta Ignacio Diaz Sanchez, Chief Process Innovation Officer di Bumrungrad International Hospital. Mereka membahas pentingnya mengelola perubahan dalam sebuah perusahaan saat menerapkan inisiatif teknologi yang disruptif seperti sistem Rekam Medis Elektronik. Sesi ini memberikan pengetahuan tentang penyedia layanan kesehatan di Indonesia menghadapi tantangan teknologi dan meraih manfaat signifikan dari investasi mereka.
Peserta juga menyaksikan ekshibisi inovasi dari InterSystems dan mitra-mitranya yang berpartisipasi di Partner Pavilion. Thomas How, CTO Hesper Technologies, dan Daniel Wang, Co-founder dan CTO Jonda Health, memamerkan solusi mutakhir yang dibangun di atas teknologi InterSystems dalam sebuah sesi berjudul “Visualisasi Data dan Interoperabilitas dengan InterSystems IRIS (Data Visualization and Interoperability with InterSystems IRIS)”. Ekshibisi ini memberikan wawasan tentang masa depan layanan kesehatan.
Di kesempatan ini, Vice President of Strategic Planning at InterSystems, Paul Grabscheid menyatakan, InterSystems bangga berkontribusi dalam transformasi layanan kesehatan di Indonesia dengan memungkinkan pelanggan tidak hanya mengatasi tantangan manajemen data, tetapi juga siap menghadapi apa yang akan datang di sektor yang berkembang pesat ini.
"Kemitraan jangka panjang kami dengan kelompok rumah sakit swasta terkemuka di Indonesia dan baru-baru ini dengan jaringan laboratorium terbesar di Indonesia menegaskan komitmen kami. Teknologi seperti TrakCare telah memberdayakan rumah sakit seperti EKA Hospital, EMC Healthcare, Rumah Sakit Pondok Indah Group, dan PT Affinity Health Indonesia untuk memberikan perawatan yang konsisten dan berkualitas tinggi. Selain itu, dukungan kami dalam membangun repositori FHIR membantu pelanggan membuka potensi data mereka untuk penggunaan baru, mendorong inovasi dan keunggulan,” katanya.
InterSystems memperkenalkan kemampuan AI terbaru untuk sistem rekam medis elektronik (EMR) TrakCare, termasuk asisten berbasis AI yang dirancang untuk meningkatkan perawatan pasien dan mengurangi tugas administratif. Inovasi berbasis AI ini akan menjadi terobosan besar bagi banyak rumah sakit swasta terkemuka di Indonesia yang sudah mengandalkan TrakCare, menempatkan mereka di garis depan teknologi layanan kesehatan.
Konferensi ini juga menjadi platform untuk menguraikan rencana masa depan InterSystems di Indonesia, yang mencakup memperluas kolaborasi dengan penyedia layanan kesehatan lokal, mencari mitra baru yang ingin membangun solusi perangkat lunak yang berinteroperasi dan didukung AI, serta mendukung inisiatif pertukaran informasi kesehatan pemerintah seperti SATUSEHAT. Acara ini ditujukan untuk para pemimpin layanan kesehatan, inovator teknologi, dan profesional industri. (mas)