JAKARTA (IndoTelko) – PT Indosat Tbk (ISAT) sepertinya masih galau untuk menjadi pemilik minoritas di anak usahanya yang bergerak di bisnis pembayaran elektronis, PT Artajasa Pembayaran Elektronis.
“Soal pelepasan saham di Artajasa kami ingin tahu dulu detail dari regulasi terbaru dari National Payment Gateway (NPG). Saat ini memang ada beberapa Bank BUMN tertarik dengan Artajasa, tetapi kita tunggu dulu regulasi NPG detailnya,” ungkap Director & Chief Wholesale and Infrastructure Indosat Fadzri Sentosa di Jakarta, Kemarin.
National Payment Gateway adalah program penyatuan sistem transfer dana maupun penarikan uang melalui satu interkoneksi jaringan ATM.
Saat ini terdapat empat perusahaan operator jaringan ATM di Indonesia yaitu PT Artajasa Pembayaran Elektronis pengelola jaringan ATM Bersama, Rintis Sejahtera pengelola jaringan ATM Prima, PT Sigma Cipta Caraka yang mengelola ATM Link, dan PT Daya Network Lestari yang mengelola jaringan ATM Alto.
Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 15/11/DPNP yang diterbitkan 22 November 2013 memberikan lampu hijau kepada perbankan untuk melakukan penyertaan modal pada perusahaan penunjang jasa keuangan yang kegiatan usahanya hanya untuk menunjang kegiatan bank melalui sistem pembayaran.
Dalam kajian Bank Indonesia sebelumnya, ada dua model bisnis yang diajukan untuk mewujudkan interkoneksi sistem ATM. Pertama, merger semua operator ATM. Kedua, pembentukan perusahaan induk atau holding company yang menaungi operator-operator ATM tersebut.
Diungkapkannya, empat Bank BUMN yang tertarik dengan Artajasa adalah Mandiri, BNI, BRI, dan BTN. Indosat sendiri menguasai Artajasa bersama anak usaha lainnya, Aplikanusa Lintasarta.
Selama ini komposisi kepemilikan Artajasa selain Lintasarta, dikuasai oleh Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia dan PT. Multivisi Komputama.
Ditegaskan Fadzri, bagi Indosat Artajasa bukan masalah kontribusi ke pendapatan Indosat, tetapi nilainya yang strategis sebagai pendukung di bisnis digital seperti e-commerce, mobile payment, dan electronic voucher.
“Artajasa itu strategis bagi Indosat. Karena itu kita baiknya lihat dulu bagaimana itu regulasi NPG,” katanya.
Saat ini layanan utama Artajasa adalah ATM Bersama. Jasa layanan lainnya adalah Online Payment Services, Application Service Provider, Mobile Banking Provider dan Bank Delivery Channel Services.
Sebelumnya, Direktur Utama Indosat Alexander Rusli mengatakan tak keberatan menjadi pemegang saham minoritas di Artajasa karena lini bisnis yang digeluti memang bukan bagian dari bisnis inti Indosat.(id)