Eddy Kurnia (DOK)
JAKARTA (indotelko) — Transformasi yang dilakukan PT Infomedia Nusantara (Infomedia) berujung pada tertekannya Earning Before Interest Tax Depreciation and Amortization (EBITDA) dari anak usaha Telkom itu sepanjang 2012.
”Tahun 2012 memang ada penataan bisnis di Infomedia yang diakomodasikan karena adanya kebijakan pemegang saham. Ini membuat EBITDA dan margin tipis,” ungkap Presiden Direktur Infomedia Eddy Kurnia kala berbincang santai dengan IndoTelko, kemarin.
Sekadar informasi, Pada 2011 EBITDA Infomedia tumbuh sebesar 19% menjadi Rp 245,72 miliar dibanding 2011. Pada 2012 EBITDA dibukukan sebesar Rp 209 miliar atau turun nyaris 15 persen dibandingkan raihan 2011.
Dalam analisa keuangan, EBITDA digunakan untuk melihat arus kas operasional suatu perusahaan. Perhitungannya dengan melihat keuntungan sebelum dikurangi biaya interest, pajak, depresiasi, dan amortisasi.
”Sebenarnya kalau dilihat Rencana Anggaran Kerja Perusahaan (RKAP), itu pencapaiannya 102% di atas target. Tetapi kalau year on year memang agak tertekan,” jelas Pria yang akrab disapa EK ini.
Diungkapkannya, penataan bisnis yang dilakukan selama 2012 adalah adanya pengalihan bisnis advertising dari MetraNet ke Infomedia dan pengalihan pengelolaan HR Services dari Telkom ke Infomedia.
”Pengalihan itu membawa sekitar 4.000 sumber daya manusia karena itu margin sangat tipis. EBITDA margin di 2012 itu sekitar 16,3 %,” jelasnya.
Pendapatan Tumbuh
Lebih lanjut EK mengungkapkan, secara topline, perseroan sedang bertumbuh. Hal itu bisa dilihat dari pendapatan sebesar Rp 1.248 triliun pada 2012 atau tumbuh 16,6% dibandingkan 2011 sebesar Rp 1.07 triliun .
”Sebenarnya jika dihitung sebelum adanya eliminasi, pendapatan Infomedia itu tumbuh lebih besar , sekitar 26% dibandingkan 2011,” jelasnya.
Pendapatan Infomedia pada 2012 mencapai Rp. 1,348 triliun. (102 % dari target RKAP) tetapi dikurangi eliminasi sejumlah Rp. 64 milyar untuk anak Perusahaan yakni PT Balebat yang bergerak di percetakan sebesar Rp. 59,8 milyar dan Infomedia Solusi Humanika sebesar Rp. 4,3 milyar)sehingga pendapatan menjadi Rp. 1.284 triliun.Penopang pendapatan perseroan adalah KPO/BPO sekitar 65% dan Direktori/Media 35%".
Tumbuhnya pendapatan perseroan berdampak kepada laba bersih 2012 yakni mencapai Rp 155 miliar atau tumbuh 8% dari 2012 sebesar Rp143,4 miliar.
”Eliminasi ini belum pernah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, tahun ini dieksekusi agar ke depannya konsisten dilaksanakan. Ini sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dimana anak usaha yang captive dari Infomedia harus dikurangi di laporan konsolidasiannya,” jelasnya.
”Pada tahun ini kami menargetkan pendapatan tumbuh 25% dari tahun lalu atau menjadi Rp 1,542 triliun dengan pangsa pasar contact center naik dari 45% menjadi 50%,” jelasnya.
Dikatakannya, perseroan juga menargetkan laba tumbuh 23% dari tahun lalu. Pertumbuhan juga diharapkan terjadi di EBITDA yakni sekitar 15% persen dari 2012.
“Kita harapkan pertumbuhan pelanggan korporasi sekitar 11% dari tahun lalu. Saat ini pelanggan korporasi Infomedia mencapai 90 pelanggan. Kami ingin tahun 2013 bisa tembus 100 korporasi yang bekerja sama dengan Infomedia," jelasnya.
Diperkirakannya, layanan contact center diperkirakan masih akan memberikan kontribusi mayoritas pendapatan untuk tahun ini. Sehingga, perseroan pun makin aktif keluarkan terobosan-terobosan layanan seperti mengintegrasikan layanan suara, sms, email hingga social media ke dalam kontak center itu.
"Dulu kan namanya call center, sekarang jadi contact center karena kami integrasikan dengan layanan selain layanan suara. Jadi, bisa lewat social media, seperti facebook dan twitter juga," jelasnya.
Guna mencapai target tahun ini Infomedia menganggarkan belanja modal sebesar Rp 135 miliar yang berasal dari pendanaan internal perseroan.
Kuasai Pasar
Direktur Enterprise and Wholesale Telkom menambahkan, Muhammad Awaluddin mengungkapkan, hampir seluruh sektor industri di Indonesia menggunakan layanan contact center dari Infomedia.
“Kami baru saja menggaet Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk menggunakan layanan contact center. Ini adalah pertama kalinya Telkom meluncurkan layanan kontak center yang sifatnya public service," papar Awal.
Diungkapkan Awal, untuk layanan bagi Polri ini nilai investasi yang dikeluarkan oleh pihaknya mencapai satu miliar rupiah untuk 100 seat, dengan hitungan per seatnya mencapai 10 juta rupiah.
“Telkom dan Polri bekerja sama meluncurkan kontak center 110, layanan ini bisa digunakan masyarakat untuk melaporkan potensi tindak pidana,” jelasnya.(id)