telkomsel halo

Pasar TV Berbayar Indonesia Mulai Sesak

13:52:50 | 24 Jan 2014
Pasar TV Berbayar Indonesia Mulai Sesak
Ilustrasi (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Indonesia menurut Media Partners Asia adalah salah satu negara di Asia Pasifik yang memiliki rata-rata pertumbuhan pengguna TV berbayar terbesar yakni 26,7% di kisaran  2011-2016.

Ruang tumbuh yang lumayan tinggi menjadikan banyak pemain baru berdatangan. TransVision alias nama baru TelkomVision pasca diakuisisi CT Corpora dari Telkom kabarnya akan tampil dengan wajah lebih segar.

Belum lagi perusahaan satelit, PSN, yang juga akan masuk ke TV berbayar pada Agustus mendatang. Paling dekat, pada Februari 2014 adalah  beroperasinya Viva-Sky milik PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) dan  dan K-Vision.

Pemain baru ini akan berhadapan dengan Indovision, First Media, Aora TV, Nexmedia, dan Big TV yang baru komersial pada akhir 2013. Saat ini pasar TV berbayar di Indonesia dikuasai oleh PT MNC Sky Vision Tbk (MNC Sky). Pangsa pasarnya mencapai 73% di Indonesia.

Viva Sky disiapkan investasi sebesar US$ 150 juta guna mengembangkan bisnis TV berbayar. Pemain baru ini akan mengandalkan   konten olahraga, yakni channel Sports One. Kanal ini berisi konten sepak bola, yakni Piala Dunia 2014 di Brazil dan Indonesia Super League (ISL).

Untuk permulaan, layanan ini menyiapkan 30 saluran (channel) hiburan, olahraga, musik, keluarga, dan lain-lain. Berdasarkan data, program Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan mendapat rating 9,5%, sedangkan program ISL mendapat rating 5,7%.

Secara terpisah, Direktur Utama Aora TV Guntur S Siboro menyambut gembira kehadiran pemain-pemain baru tersebut. “Kami senang ada pemain baru, kita bisa bersama meningkatkan penetrasi TV berbayar. Di TV berbayar itu pesaingnya adalah Free To Air dan pemain illegal yang membajak konten,” katanya.

GCG BUMN
Diungkapkannya, bisnis TV berbayar hampir mirip dengan jasa seluler. “Tetapi  lebih berat TV berbayar. Di bisnis ini harus berpeluh untuk mendapatkan pelanggan. Tantangan lainnya dalam pengadaan konten dimana  90% berasal dari  luar. Bayar konten luar itu mahal, belum lagi pengadaan dan instalasi decoder. Ini Pekerjaan Rumah bagi semua pemain Pay TV,” katanya.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year