JAKARTA (IndoTelko) – Lembaga pemeringkat Fitch Ratings belum lama ini mengeluarkan kalkulasi adanya sejumlah aksi korporasi yang dilakukan operator besar di Indonesia sepanjang 2014 bisa menyehatkan kondisi keuangannya.
Aksi korporasi yang disorot dari tiga operator besar adalah konsolidasi bisnis, monetisasi asset menara, dan penghematan belanja modal. Tiga operator besar yang disorot adalah Telkom, XL Axiata, dan Indosat yang menguasai sekitar 85% pangsa pasar telekomunikasi ritel di Indonesia.
Analis Fitch Nitin Soni dalam kajiannya melihat free money circulate (FCF) memperkirakan pendapatan dan belanja modal dari operator akan turun karena adanya konsolidasi bisnis.
Sedangkan margin EBITDAR pada 2014 akan bermain dikisaran 43%-44% dengan perkiraan ditutup di 45% pada 2014 karena terus turunnya layanan suara dan SMS.
Sementara pemain CDMA seperti Bakrie Telecom dan Smartfren yang telah bersinergi dengan penguasaan pangsa pasar 8% akan membuat kondisi keuangannya menjadi sehat dan belanja modal bisa lebih hemat.
Diperkirakan tekanan ada pada pemain GSM seperti Tri Indonesia yang menguasai sekitar 9% pangsa pasar seluler dan bisa saja salah satu pemegang sahamnya mempertimbangkan untuk
keluar dari gelanggang. Saat ini sekitar 35% saham Tri Indonesia dikuasai Grup Trinugraha sedangkan sisanya oleh Hutchison Telecommunications International Ltd.
Para pemain lapis dua ini (Smartfren dan Tri Indonesia) diperkirakan memiliki likuiditas yang ketat sedangkan EBITDA dalam kondisi yang tak ideal. Sedangkan para pemain menara seperti Protelindo dan Tower Bersama diperkirakan kondisi keuangannya tetap bersinar karena operator terus mengadopsi teknologi baru yakni 4G.(id)