JAKARTA (IndoTelko) – Sempat menjadi raja dan dielu-elukan pasar, kini kinerja Samsung Electronics sepertinya tengah menuju senjakala.
Hal ini terlihat dari laba bersih Samsung tercatat 4,6 triliun Won (Rp 55,8 triliun) periode Januari-Maret 2015, turun 38,9% dari periode yang sama tahun lalu. Laba operasional juga anjlok 29,6% menjadi 6 triliun Won (Rp 72,8 triliun).
Hasil ini lebih buruk dari perkiraan pasar yakni penurunan 30%, menurut rata-rata prediksi delapan analis yang disurvei Dow Jones.
Divisi mobile Samsung sulit meningkatkan penjualan lantaran konsumen ramai-ramai beralih ke iPhone baru Apple Inc dan smartphone buatan Tiongkok seperti Xiaomi Corp. Laba operasi divisi mobile jatuh ke 2,74 triliun won atau 57% lebih rendah dari setahun sebelumnya.
Asa Samsung masih terjaga karena margin laba operasi divisi mobile naik ke 10,6% pada triwulan I 2015, lebih tinggi dari 7,5% pada triwulan IV 2014. Perusahaan mengatakan kenaikan ini berkat berkurangnya biaya pemasaran dan bertambahnya penjualan smartphone berharga menengah.
Divisi mobile mengandalkan pendapatannya pada smartphone Galaxy S6 dan S6 Edge dengan layar lengkung. Kedua smartphone baru itu mulai dijual di 20 negara pada 10 April.
Analis banyak memprediksi Galaxy S6 dan S6 Edge berpeluang menyumbang sampai 20% dari total penjualan smartphone Samsung pada triwulan kedua.
Analis di Korea Selatan memperkirakan Samsung telah mengirim 82 juta smartphone pada triwulan pertama 2015. Di Indonesia, Samsung mengumumkan beroperasinya pabrik di Cikarang, Jawa Barat. Diharapkan ini akan membuat perseroan lebih gesit dalam mengakomodir kebutuhan pasar.
Berdasarkan data IDC di tahun 2014, Samsung masih menguasai pasar smartphone Indonesia dengan 24,8%. Disusul Smartfren 12,6% dan Asus 12,5%.
Jika dirunut ke belakang, kinerja yang dialami Samsung mengingatkan kepada BlackBerry. Sempat dipuja-puja, sekarang BlackBerry terseok-seok dalam kerugian. Bagaimana dengan Samsung nantinya? (ak)