JAKARTA (IndoTelko) - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) membukukan keuntungan sebesar Rp 3,814 triliun sepanjang kuartal I 2015 atau naik 6,4% dibandingkan periode sama 2014 sebesar Rp 3,585 triliun.
Dikutip dari info memo emiten Halo-halo itu di setus resminya, sepanjang periode Januari-Maret 2015 pendapatan yang berhasil diraih sebesar Rp 23,616 triliun naik 11,1% dibandingkan periode sama 2014 sebesar Rp 21,250 triliun.
Pemasok pendapatan di kuartal I 2015 berasal dari layanan suara selular sebesar Rp 8,497 triliun, SMS (Rp 3,429 triliun), data internet dan TI (Rp 7,06 triliun), Fixed line voice (Rp 2,187 triliun), interkoneksi (Rp 1,135 triliun, dan sewa jaringan (Rp 1,308 triliun).
Laba usaha dari Telkom sepanjang kuartal I 2015 sebesar Rp 7,448 triliun naik 7,7% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 6,918 triliun.
Sementara Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) di kuartal I 2015 sebesar Rp 12,36 triliun naik 13,9% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 10,85 triliun.
EBITDA margin di kuartal I 2015 sebesar 52,3% naik tipis dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 51,1%.
Sepanjang kuartal I 2015 Telkom memiliki kewajiban Rp 55,75 triliun stabil dibandingkan periode sama 2014 sebesar Rp 55,687 triliun.
Sedangkan total utang di kuartal I 2015 sebesar Rp 18,743 triliun. Porsi utang dalam rupiah sebesar 81,6%, dollar AS (14%), dan Yen (4,5%).
Selama kuartal I 2015, Telkom telah mengeluarkan belanja modal sebesar Rp 4,3 triliun dimana sekitar Rp 2,8 triliun dialokasikan untuk Telkomsel dan Rp 1.5 triliun untuk anak usaha lainnya. Belanja modal banyak digunakan untuk mengembangkan infrastruktur akses dan backbone layanan broadband.
Sayangnya, kinerja yang kinclong ini tak berhasil mengangkat harga saham Telkom sepanjang kuartal I 2015. Saham Telkom pada perdagangan 30 April 2015 ditutup dengan Rp 2.615 per lembar. Ini adalah penurunan paling tajam dialami saham dengan kode TLKM ini sepanjang April setelah sempat menyentuh Rp 2.900-an.
Banyak kalangan beranggapan pergerakan saham Telkom tak ada pendorong karena masih terkatung-katungnya transaksi tukar guling saham perseroan dengan Tower Bersama dalam rangka monetisasi anak usaha di bisnis menara, Mitratel. (
Baca juga:
Transaksi Telkom-Tower Bersama terkatung-katung)
Ditopang Data
Sedangkan Analis dari Bahana Sekuritas Leonardo Henry Gavaza dalam kajiannya menyatakan keuntungan yang didapat Telkom tipis dibawah konsensus karena tingginya biaya depresiasi yakni sekitar Rp 5,1 triliun di periode tersebut alias naik 29% dibandingkan periode sama 2014. Kinerja Telkom ditopang oleh layanan data yang tumbuh 19% atau sekitar Rp 10,5 triliun.
Diperkirakannya, dalam menjalani 2015 operator ini akan memenfaatkan keunggulan di sisi jaringan yang kuat sehingga bisa memperbaiki skema tarifnya agar EBITDA marjin tetap berada di kisaran 50%. (
Baca juga: Telkom bidik omzet Rp 100 triliun)
Bahana Sekuritas memperkirakan pendapatan Telkom di 2015 hanya Rp 97,141 triliun dengan keuntungan Rp 16,897 triliun. Angka ini dibawah target manajemen Telkom yang membidik omzet di 2015 Rp 100 triliun.(dn)