JAKARTA (IndoTelko)- PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) akan bermain di bisnis serat optik melalui anak usaha PT Indoritel Persada Nusantara.
Dalam keterbukaan Informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) belum lama ini terungkap, perseroan telah membentuk PT Indoritel Persada Nusantara dengan modal sekitar Rp130 miliar.
Guna memperkuat pemodalan dari anak usaha baru ini perseroan akan menjual saham baru senilai Rp1,01 triliun kepada investor asal Inggris yakni Tower Bridge Ventures Limited.
Berdasarkan prospektur ringkas yang dipublikasikan, rencana penerbitan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) akan melalui private placement.
Emiten berkode saham DNET tersebut akan menerbitkan 1,41 miliar saham baru atau 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Penerbitan saham baru tersebut akan meminta persetujuan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 25 Juni 2015.
Saham baru yang berasal dari portepel tersebut memiliki nilai nominal Rp250 per lembar dengan harga pelaksanaan sekitar Rp925 per lembar. Dampaknya, pemegang saham terdahulu akan terdilusi maksimum 9,09%.
Dari total saham baru yang diterbitkan, sebanyak 1,1 miliar lembar saham akan diserap oleh Tower Bridge Ventures Lmited. Investor dipastikan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan perseroan.
Perseroan bakal meminta izin kepada pemegang saham lewat RUPSLB yang bakal digelar pada 25 Juni 2015
Untuk diketahui, Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) didirikan pada 16 November 1995 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada akhir 1996. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Indoritel, antara lain PT Megah Eraraharja (pengendali) sebesr 27,78%
Hannawell Group Limited sebesar 39,63% dan Treasure East Investments Limited 29,66%. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Indoritel bergerak dalam bidang investasi, perdagangan umum, keagenan dan perwakilan.
Saat ini, Indoritel berinvestasi pada PT Indomarco Prismatama (Indomaret), PT Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI) dan PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), dengan masing-masing persentase kepemilikan sebesar 40%, 31,50%, dan 35,84%.
Aksi menggarap bisnis serat optik ini menandakan perseroan kembali bermain di bisnis internet setelah sempat meninggalkannya beberapa waktu lalu. Kala bermain di bisnis internet nama perusahaan dikenal dengan nama Dyviacom Intrabumi.(ak)