JAKARTA (IndoTelko) - PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) akan menggenjot pembangunan Microcell Pole (MCP) pada tahun ini sebagai salah satu penopang pendapatan.
“Kami hingga semester pertama akan bangun sekitar 500 menara, sekitar 400 diantaranya berupa MCP, sisanya menara kaki empat,” ungkap CEO Inti Bangun Sejahtera Andrie Tjioe kala Paparan Publik di Jakarta, Jumat (22/5).
Menurutnya, permintaan MCP lumayan tinggi karena operator ingin menambah kapasitas jaringan. “Kami banyak mendapat pesanan dari Telkomsel, Internux, Smartfren, dan lainnya. Sekarang sudah 129 MCP berdiri,” ungkapnya.
Dikatakannya, investasi untuk membangun satu MCP hanya seperlima dari mendirikan menara kaki empat. “Biayanya satu sekitar Rp 200 juta, tetapi satu MCP itu bisa disewa lima tenant kalau menjadi BTS Hotel. Sekarang rata-rata MCP kita ada dua penyewa,” paparnya.
Diungkapkannya, hingga 2014 perseroan memiliki sekitar 2.185 menara dan ditargetkan menjadi 4 ribu menara di akhir 2015. “Belanja modal kita pasokan banyak, sisa dana right issue masih ada sekitar Rp 500 miliar,” katanya.
Lebih lanjut Andrie mengatakan perseroan juga membuka opsi untuk menambah aset dengan cara akuisisi jika ada operator atau penyedia menara yang melepas infrastrukturnya. “Prinsipnya kita tertarik kalau ada yang membuka peluang. Kalau cocok kenapa tidak, kita siapkan pendanaan nanti mendukung aksi akusisi,” katanya.
Terkait dengan kinerja perseroan dimana pendapatan masih didominasi dari Smartfren, Andrie menjelaskan, sebagai penyedia menara semua penyewa diperlakukan sama. “Kami bekerja kalau ada pesanan, Smartfren itu berkembang terus bersama dengan operator lainnya. Kita ada penyewa operator lain juga untuk menopang pendapatan,” tukasnya.
Untuk diketahui, hingga kuartal I 2015 Inti Bangun berhasil membukukan keuntungan sebesar Rp 60,920 miliar sepanjang kuartal I 2015 atau naik tipis 1,3% dibandingkan periode sama 2014 sebesar Rp 60,086 miliar.
Pada 2014 lalu, Inti Bangun berhasil mendapatkan pendapatan Rp 481,904 miliar naik 7,5% dibandingkan 2013 sebesar Rp 448,295 miliar. Namun, keuntungan hanya sebesar Rp 231,3 miliar merosot 73%dibandingkan 2013 sebesar Rp 870,3 miliar.(ak)