telkomsel halo

Solusi Tunas Pratama Mulai Nikmati Menara XL

11:31:24 | 01 Jun 2015
Solusi Tunas Pratama Mulai Nikmati Menara XL
Ilustrasi (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Keberanian PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) mengakuisisi ribuan menara milik PT XL Axiata Tbk (XL) tahun lalu mulai membuahkan hasil positif bagi kinerja emiten dengan kode saham SUPR itu di kuartal I 2015.

Hingga kuartal I 2015, Solusi Tunas Pratama mencatat pendapatan sebesar Rp 439 miliar, atau meningkat 79% dibandingkan kuartal I di tahun 2014. Namun laba bersihnya turun 28,6% menjadi Rp 30,5 miliar secara tahunan.

Empat operator telekomunikasi besar di Indonesia berkontribusi besar terhadap pendapatan sewa menara, yakni hingga 88%. Keempat operator itu adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Indosat Tbk (ISAT), PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri).

"Akuisisi menara XL Axiata telah diselesaikan 23 Desember 2014, itu memberikan kontribusi kepada pendapatan," ungkap Direktur Utama Solusi Tunas Pratama, Nobel Tanhaha, pekan lalu.

Adapun EBTIDA kuartal satu 2015 sebesar Rp 378 miliar dengan marjin EBTIDA 86,2% dibandingkan dengan kuartal I-2014 sebesar Rp 203 miliar dan marjin 83%.

Per 31 maret 2015, utang bruto perseroan dilindungi dengan mekanisme lindung nilai (hedging) sebesar Rp 8,175 miliar, sedangkan kas dan setara kas Rp 1,076 miliar.

Perseroan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun, perusahaan akan memperluas rasio tenancy dengan target 1.500 tenant melalui co-locations, menambah hingga 700 hingga 750 tower, serta memperluas layanan microcell dan indoor DAS network.

Konversi
Terkait dengan nasib piutang usaha yang dimiliki perseroan dengan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL)  sebesar US$ 32,6 juta atau setara Rp 406 miliar per tahun lalu akan dilunasi dengan konversi saham dan tunai.

Metode pembayaran tersebut ditetapkan berdasarkan hasil keputusan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Solusi Tunas Juliawati Gunawan mejelaskan,hasil keputusan PKPU menyebutkan piutang perseroan akan dibayar 100%. Pembayaran tersebut menggunakan dua metode, yakni 70% dibayarkan dengan konversi saham dan 30% dibayarkan secara tunai dengan jangka waktu lima tahun.

Per Desember 2014, Bakrie Telecom memiliki utang Rp 406 miliar kepada Solusi Tunas. Jika dibayar 30% atau setara Rp 121,8 miliar secara tunai selama lima tahun, artinya Bakrie Telecom membayar sebesar Rp 24,2 miliar per tahun. Sisanya 70% atau Rp 284,2 miliar dibayar dalam bentuk konversi saham.

“Kami tidak lagi memasukkan pendapatan dari operator tersebut dalam laporan keuangan perseroan. Akibat adanya piutang tersebut, maka berdampak terhadap penuruan laba bersih,” kata Julianti.

Sementara untuk aksi menjual saham melalui private placement yang sebelumnya dibatalkan pada awal bulan ini. Manajemen menganggap, kondisi bursa masih belum mendukung untuk keinginan perseroan untuk menambah likuiditas.

"Kita ingin lepas saham karena alasannya ingin meningkatkan likuiditas, bukan meningkatkan capex (belanja modal). Kita memang menunggu market bagus karena nilai transaksi saham kita per hari berkisar di angka Rp 100 juta, kita ingin tingkatkan itu. Kalau pasar sedang buruk dan kita lepas saham, kan tujuan kita tidak bisa tercapai," jelas Nobel.    

GCG BUMN
Pada awalnya perseroan ingin melepas saham melalui mekanisme private placement pada awal bulan ini. Dengan demikian, kedua institusi yang memiliki saham di SUPR, yaitu PT Kharisma Indah Ekaprima (KIE) dan Cahaya Anugerah Nusantara Holdings Limited (CANH) juga membatalkan penawaran porsi saham miliknya di SUPR yang sebelumnya diumumkan pada tanggal 29 April 2015.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year