JAKARTA (IndoTelko) – PT Indosat Tbk (ISAT) menegaskan belum mundur dari perburuan saham PT Link Net Tbk (LINK) yang akan dilepas PT First Media tbk (KBLV) walau nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus melemah.
“Tak ada urusan rupiah melemah dengan akuisisi. Kita masih tetap dalam race untuk saham Link net ini,” tegas President Director & CEO Indosat Alexander Rusli, kemarin.
Dijelaskannya, setelah proses uji tuntas selesai, posisi perseraon sekarang menunggu penawaran final dari Link Net. “Kita sekarang itu menunggu, belum ada deadline-nya kapan. Masih menunggu," tegasnya.
Dalam informasi beredar, First Media akan melakukan divestasi 33,82% saham Link Net. Nilai dari saham yang dilepas kabarnya mencapai US$ 500 juta.
Pesaing terdekat Indosat untuk mengempit saham Link Net adalah MNC Group pasca mundurnya XL Axiata dari perburuan.(
Baca juga:
XL mundur dari perburuan saham Link Net)
Tunda
Lebih lanjut Alex mengatakan pelemahan rupiah terhadap dollar AS yang berkelanjutan memaksa perseroan untuk menunda rencana mengkonversi utang valuta asing ke rupiah."Kami mengkhawatirkan nilai rupiah turun ke Rp15.000 kemudian ke Rp16.000," ujarnya.
Dikatakannya, utang valas Indosat sudah mencapai 50% dari total kewajiban.Adanya potensi risiko selisih nilai tukar, maka Indosat sempat merencanakan perubahan komposisi menjadi 20% utang dalam bentuk valas.
Rencana tersebut disikapi perseroan dengan meningkatkan penghimpunan dana dalam bentuk rupiah. Namun, saat ini depresiasi rupiah justru terjadi secara gradual dan masih dalam tren melemah. Sehingga, ketidakpastian potensi pembalikan arah menguat pada rupiah telah memaksa Indosat untuk menunda rencana konversi tersebut.
"Kami sedang menunggu. Pasalnya, jika ditukar sekarang, akan terjadi kerugian saat itu juga," jelasnya.
Sebelumnya, Indosat berencana mengkonversi utang valas berkisar US$150juta-US$200 pada tahun ini. Angka ini belum final, tergantung nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.(id)