telkomsel halo

ATSI: Operator Tak Validasi Data Pelanggan

14:46:30 | 15 Dec 2015
ATSI: Operator Tak Validasi Data Pelanggan
Model dan Sim Card (dok)
JAKARTA (IndoTelko) –Asosiasi penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) menegaskan mendukung dijalankannya registrasi yang lebih ketat untuk kartu perdana prabayar mulai 15 Desember 2015.

“Kami dukung registrasi prabayar, tetapi untuk validasi kita serahkan ke pemerintah. Data kita kasih semua ke pemerintah untuk validasi,” tegas Sekjen ATSI Merza Fachys di Jakarta, Selasa (15/12).

Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Kominfo Kalamullah Ramli mengungkapkan, paralel dengan mekanisme registrasi pelanggan prabayar, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo)  dan operator juga sedang dalam proses menjalin kerjasama dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri terkait dengan penggunaan Nomor Induk Kependudukan (NIK) untuk pelaksanaan registrasi pelanggan pra bayar.

“Tahapan selanjutnya setelah registrasi memang validasi.  Kita himbau agar dalam pelaksanaannya sedapat mungkin pelanggan menggunakan NIK,” katanya.

Diharapkannya, dengan penggunaan NIK ini maka data calon pelanggan dapat langsung divalidasi dengan database penduduk berdasarkan NIK yang dikelola oleh Ditjen Dukcapil sehingga data calon pelanggan dapat dipastikan kebenarannya.

Sekadar diketahui, rencana untuk menjalankan registrasi lebih ketat ini sudah dirancang sejak tahun lalu yang mengacu pada Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 23/M.Kominfo/10/2005 tentang Registrasi terhadap Pelanggan Jasa Telekomunikasi.

Registrasi prabayar pertama kali dijalankan di Indonesia  pada 2005 lalu. Kala itu dengan 58 juta nomor prabayar beredar, sekitar 9,34% nomor dihanguskan karena data dianggap tidak valid.

Indonesia salah satu negara yang memiliki SIM card aktif melewati populasi penduduk. Setidaknya ada 270 juta nomor yang aktif dengan 370 juta kartu beredar.

Dampak dari membombardir pasar dengan kartu perdana, ada sekitar  50 juta sim card atau setara Rp 3 triliun terbuang percuma setiap tahunnya demi mengejar aktivasi. (Baca juga: Registrasi prabayar bisa basi)

GCG BUMN
Kunci sukses program registrasi terletak pada validitas data. Apalagi, kabarnya sekarang hanya 6% dari total nomor prabayar yang dijamin validitasnya setelah melalui proses verifikasi. Nah, jika begini akankah registrasi model baru ini akan sukses?(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year
Financial Analysis
Mitratel tuntaskan akusisi UMT