JAKARTA (IndoTelko) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) telah menyebar 6.500 WiFi.id Corner di seluruh Indonesia untuk mendukung aktifitas pelanggan mengakses dunia digital.
WiFi.id Corner adalah tempat yang nyaman bagi pelanggan untuk dapat menggunakan layanan internet melalui WiFi.ID. Kenyamanan yang diperoleh pelanggan berupa adanya kecepatan internet hingga 100 Mbps dan disediakan catuan listrik untuk perangkat.
Vice President Consumer Marketing and Sales Telkom, Jemy V. Confido menjelaskan, banyak pengguna internet di Indonesia mengandalkan WiFi kala berpergian karena koneksinya lebih cepat dan stabil.
“Pelanggan juga memiliki keterbatasan paket data, karena itu kalau berpergian keluar kota memilih offloading ke WiFi,” jelasnya, kemarin.
Dijelaskannya, Telkom telah melihat fenomena ini sejak lama dengan menggelar jaringan WiFi yang dinamakan Indonesia WiFi atau WiFi.id. Saat ini jaringan WiFi.id telah tersebar di lebihdari 100.000 lokasi di seluruh Indonesia dengan dukungan serat optik sebagai transmisi.
Lokasi WiFi.ID Corner cukup bervariasi, mulai di kantor pelayanan atau Plasa Telkom, café atau restoran, kampus, pusat perbelanjaan (mall)atau area publik lainnya.
“WiFi.ID Corner dipasang di lokasi-lokasi yang menjadi tempat berkumpulnya para netter atau komunitas pengguna internet. Kecepatan koneksi yang disediakan sampai dengan 100 Mbps merupakan yang pertama di Indonesia,” katanya.
Permudah
Pada kesempatan lain, Menkominfo Rudiantara mengatakan langkah Telkom konsisten menggelar Fixed Broadband butuh dipermudah dengan membantu dari sisi perizinan dan regulasi agar pengembangan bisa lebih cepat dan terarah.
Salah satu dukungan yang dibutuhkan adalah adanya Peraturan Gubernur yang mewajibkan high rise building membolehkan operator menarik kabel optik agar bisa terintegrasi sebagai smart city di ibukota.
Selain gedung perkantoran, pengembangan fixed broadbang dalam jangka panjang juga harus menyasar daerah-daerah pedesaan termasuk perumahan-perumahan terutama di kota-kota besar.
"Jika ada pengembang perumahan yang memiliki kapasitas 5.000 rumah misalnya, harus diberdayakan dengan menyediakan fixed broadband, permudah perizinan dan lainnya. Jadi tidak boleh membiarkan beban di operator (Telkom) sendiri," ujarnya.(id)