JAKARTA (IndoTelko) – Semakin hari, teknologi semakin canggih.
Kini penyedia teknologi dan jasa, Bosch, menghadirkan solusi inovatif yang lebih aman, nyaman, dan efisien. Kuncinya adalah konektivitas.
Bosch menggunakan slogan “Simply.Connected.” untuk menekankan pendekatan tersebut pada ajang Consumer Electronic Show (CES) 2016 di Las Vegas. Melalui gelaran ini Bosch menghadirkan beragam solusi untuk rumah pintar, kota pintar, mobilitas terkoneksi, serta Industri 4.0.
“Kami berkeinginan meningkatkan kualitas hidup banyak orang untuk menjadi lebih baik dan mudah melalui solusi pintar. Konektivitas adalah kuncinya,” kata CEO Bosch Volkmar Denner dalam keterangan tertulisnya, Rabu (13/1).
Bosch menawarkan beragam solusi antar domain (cross-domain solutions) dan menghubungkan layanan bergerak dengan teknologi energi, gedung dan teknologi industri.
Dikatakannya, dalam dunia bisnis yang serba terhubung seperti saat ini, Bosch banyak memperoleh keuntungan melalui portofolio produknya yang luas dan keahlian industri mendalam yang diperoleh lewat pengalaman puluhan tahun.
"Bosch dapat menghubungkan mobilitas dengan teknologi energi, bangunan, dan teknologi industri guna menawarkan layanan antar domain (cross-domain services) - sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh perusahaan lainnya," kata Denner.
Ia memberi contoh tentang mobil terkoneksi. Teknologi ini memungkinkan adanya komunikasi dengan rumah pintar melalui sistem navigasi. Sebagai contoh, pengemudi misalnya dapat memanaskan oven untuk makan malam bahkan sebelum mereka tiba di rumah.
Di bidang mobilitas yang terkoneksi, Bosch adalah penyedia pertama di dunia: Retrofit eCall. Sistem notifikasi darurat otomatis eCall, diluncurkan pada tahun 2012.
Sebelumnya hanya tersedia sebagai perlengkapan standar pada kendaraan baru, tapi sekarang juga tersedia sebagai sebuah solusi retrofit. Dihubungkan ke pemantik rokok pada mobil, unit sensor ini dirancang untuk mendeteksi tabrakan dan mengirim informasi yang relevan ke pusat layanan. Tergantung pada tingkat keparahan kecelakaan, pusat layanan akan mengontak pengemudi secara langsung atau menginformasikan ke layanan darurat terdekat.
Bosch juga melakukan upaya keras di bidang rumah pintar. Apakah jendela sudah ditutup? Apakah kompor sudah dimatikan, apakah masih ada susu yang cukup untuk sarapan besok?
Teknologi Bosch telah membuat kekhawatiran ini menjadi sesuatu yang usang. Studi terbaru mengindikasikan bahwa pada tahun 2020, sekitar 230 juta rumah tangga di seluruh dunia atau 15% dari pasar global akan menggunakan teknologi rumah pintar.
Dengan mengonsolidasikan kegiatan rumah pintar pada sebuah perusahaan baru pada awal tahun ini, Bosch telah mengambil langkah penting guna memfokuskan diri pada rumah pintar dan pengembangannya. Di masa depan, perusahaan akan menawarkan beragam produk dan jasa untuk rumah yang terkoneksi, melalui satu sumber. Portofolio akan mencakup sistem rumah pintar yang dapat melaporkan pembobolan dan juga membantu mengelola pemanasan secara lebih efisien.
“Kami saat ini sedang terlibat dalam lima proyek di seluruh dunia yang bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan seluruh kota. Hal ini meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta meningkatkan efisiensi ekonomi kota bersangkutan," katanya.
Menurut sebuah studi PBB, dua-pertiga dari populasi global akan tinggal di perkotaaan pada tahun 2050. Tentunya prediksi tersebut menjadi pertanda pentingnya kehadiran jaringan cerdas pada jaringan listrik, infrastruktur lalu lintas, dan bangunan. Salah satu blok bangunan dasar dari kota pintar adalah Bosch IOT Suite.
Ini adalah sebuah platform perangkat lunak yang mengintegrasikan semua fungsi yang diperlukan untuk menghubungkan beragam perangkat, pengguna, dan jasa.
Penghubung antara kota pintar (smart cities) dan kendaraan yang terkoneksi adalah parkir yang sepenuhnya otomatis, yang mana Bosch berencana untuk mewujudkannya di tahun 2018.
Idenya adalah bagaimana para pengemudi bisa dengan mudah meninggalkan mobilnya di pintu masuk parkir atau garasi. Selanjutnya, mobil mereka akan berusaha menemukan tempat kosong dan memarkirkannya sendiri. Ketika tiba waktunya untuk pergi, maka kendaraan yang sama akan berkendara sendiri menuju titik penjemputan semula dengan cara yang sama.
Bosch juga saat ini tengah melakukan pengerjaan pada proyek “pemandu jalan bebas hambatan” (highway pilot), yaitu sebuah supir elektronik yang mampu mengendarai di jalan bebas hambatan.
Di tahun 2020, diperkirakan kendaraan yang diperlengkapi dengan pemandu didalamnya, akan dapat berkendara dengan sendirinya.
Tentunya hal ini akan meningkatkan aspek keamanan berkendara, namun di sisi lain juga dapat memudahkan hidup pengendara. Ketika fasilitas highway pilot difungsikan, pengemudi lantas akan beralih menjadi penumpang, sehingga mereka dapat bersandar sejenak, rileks ataupun melakukan beragam kegiatan lainnya. Bosch melakukan uji coba fasilitas berkendara otomatis di jalan raya pada beberapa negara, seperti Jerman, Amerika Serikat dan Jepang.
Aspek penting lainnya dalam membuat berkendara menjadi lebih aman dan nyaman adalah komunikasi yang terbentuk antara manusia dan teknologi. “Menyampaikan informasi yang tepat pada waktu yang tepat akan meminimalkan gangguan pada pengemudi,” ujar Denner.(ak)