JAKARTA (IndoTelko) – PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo terus mematangkan rencana penerbitan obligasi di tahun 2016.
“Kami tengah mencermati kondisi pasar. Biasanya setelah kuartal pertama banyak emiten yang menerbitkan obligasi,” ungkap Investor Relation Indosat Ooredoo Andromeda Tristanto, kemarin.
Diungkapkannya, perseroan mencermati faktor-faktor potensi penurunan imbal hasil (yield) surat utang setelah pemangkasan suku bunga acuan (BI rate) dan likuiditas di pasar.
“Sisa penawaran umum berkelanjutan (PUB) tahap I bisa diterbitkan dalam dua tranche atau sekaligus. Kita lihat kondisinya. Kita juga masih hitung kebutuhan dana eksternalnya. Kita tunggu dulu hasil audit kinerja tahun lalu,” jelasnya.
Sebelumnya, Indosat telah menerbitkan PUB I tahap III pada Desember 2015 senilai Rp 900 miliar, dengan rincian seri konvensional Rp 794 miliar, dan sukuk Rp 106 miliar. Surat utang konvensional diterbitkan dalam empat seri, sementara sukuk dengan dua seri. Indosat menyerap 25,2% hasi PUB untuk pelunasan sebagian utang, sekitar 37% untuk pembelian base station subsystem, dan 37,8% untuk pembayaran biaya hak penggunaan frekuensi.
Bertindak sebagai penjamin emisi adalah PT BCA Sekuritas, PT DBS Vickers Securities Indonesia, dan PT Indo Premier Securities. (
Baca juga:
Obligasi Indosat)
Sejauh ini total nilai PUB I yang dirilis bertahap sejak Desember 2014 menjadi Rp 6,5 triliun, dari total target emisi Rp 10 triliun. Artinya, jika Indosat masih memiliki ruang untuk menerbitkan obligasi senilai Rp 3,5 triliun.
Berdasarkan info memo, Indosat memiliki sejumlah utang jatuh tempo tahun 2016, yakni obligasi VII seri B berbunga 11,75% per tahun sekitar Rp 600 miliar, lalu sukuk ijarah IV dengan cicilan imbalan Rp 5,05 miliar senilai Rp 172 miliar, revolving credit facility (RCF) kepada PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dengan tingkat suku bunga 2,5% per tahun senilai Rp 1 triliun.
Selanjutnya, RCF PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan bunga 2,5% per tahun senilai Rp 700 miliar, lalu utang RCF kepada Indonesia Infrastructure Finance yang memiliki bunga 2,25% per tahun senilai Rp 500 miliar, dan RCF Bank of Tokyo Mitshubishi UFJ (BTMU) dengan suku bunga 2,45% per tahun senilai Rp 250 miliar.
Pada bagian utang valuta asing yang jatuh tempo tahun ini, Indosat memiliki fasilitas pinjaman komersial 9 tahun senilai US$ 6,08 juta, RCF BTMU US$ 50 juta, dan pinjaman SEK US$ 68,93 juta.(ak)