JAKARTA (IndoTelko) – PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) tengah mencari sejumlah langkah untuk keluar dari belitan utang, termasuk menjajaki masuknya investor baru untuk memperkuat pemodalan.
Sekretaris Perusahaan Trikomsel Oke, Karnadi Widodo dalam keterbukaan Informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) 19 Januari 2016 menyatakan Manajemen tengah menjajaki kemungkinan untuk masuknya investor baru maupun penambahan modal dalam rangka memperkuat struktur permodalan.
Trikomsel sendiri memiliki nilai utang mencapai Rp7,48 triliun atau 78,38% dari total aset per September 2015. Selain itu, peritel ini juga tengah dibelit Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Seluruh total utang sebesar Rp3,7 triliun yang dimiliki perseroan per September 2015, merupakan mata uang asing. Meski begitu, hingga saat ini perseroan juga belum melakukan lindung nilai (hedging).
Padahal, dampak pelemahan rupiah telah mengikis marjin perseroan serta menambah nilai utang dalam mata uang asing yang harus dibayar, mengingat pendapatan perseroan dalam bentuk Rupiah.
"Kami memang tidak melakukan hedging atas pembelian, persediaan maupun utang lantaran membutuhkan biaya yang cukup tinggi dan mengurangi keuntungan. Untuk menekan dampak depresiasi rupiah kami memaksimalkan pembelian barang dalam rupiah dan menurunkan pinjaman dalam mata uang asing," jelasnya.
Di tengah belitan utang, Trikomsel melansir merek smartphone Osmo yang diharapkan bisa menjadi salah satu penopang pendapatan karena memberikan marjin yang baik. “Pasarnya ada untuk segmen smarpthone ini.
Analis Pefindo, Guntur Tri Haryanto memprediksi aksi mengundang investor baru masuk tak mudah bagi Trikomsel ditengah kondisi seperti saat ini.
"Bisa saja ada investor yang tertarik mengingat Trikomsel memiliki potensi dari jaringan distribusi yang dimilikinya yang sudah sangat luas di pasar nasional," katanya.
Sekadar diketahui, Trikomsel salah satu peritel terbesar untuk produk seluler dimana diperkirakan memiliki sekitar 700 outlet.(wn)