Pokemon Go akan topang kinerja Nintendo?

Ilustrasi (dok)

JAKARTA (IndoTelko) – Aplikasi Pokemon Go yang baru dirilis pekan lalu diyakini akan menjadi salah satu penopang kinerja dari Nintendo dimasa mendatang.

“Pokemon hanya permulaan dari aksi Nintendo yang layak ditunggu. Ini baru puncak gunung es, tetapi lumayan menggoyang di tiga negara yang dirilis,” ungkap Analis dari Jefferies Securities Atul Goyal, dalam kajiannya. Selasa (12/7).  

Menurutnya, Nintendo yang memiliki 33% saham di Pokemon memiliki kekuatan di platform mobile. “Memang ada terjadi masalah teknis kala permainan ini banyak yang menggunakan. Tetapi itu sinyal postif banyak yang suka,” katanya.

Diprediksinya, Pokemon Go bisa menghasilan pendapatan sekitar US$ 2 miliar bagi Nintendo secara tahunan.  “Pekerjaan yang harus diselesaikan adalah sejauh mana permainan ini bisa dimonetisasi, dan lainnya,” katanya.

Nintendo sendiri akan merilis dua mainan baru yakni Animal Crossing (AC) dan Fire Emblem (FE) yang menyasar segmen anak-anak dan wanita.

Saham Nintendo pada Senin (11/7) meroket hampir 25% di Tokyo setelah sebelumnya melesat 9% pada Jumat (8/7). Kondisi ini berbalik dengan anjloknya  hampir 50% dalam 12 bulan terakhir. Saat ini nilai kapitalisasi Nintendo menjadi US$7,5 miliar atau sekitar Rp98,2 triliun. Jeffries menargetkan harga saham Nintendo tahun ini bisa mencapai ¥30,000 dari kisaran ¥20,260 saat ini.

Kekuataan dari Pokemon Go  memungkinkan para pemain untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar menggunakan augmented reality yang memungkinkan kamera ponsel untuk mendeteksi makhluk virtual yang imut di dunia nyata.  Per Jumat lalu, game ini sudah diunduh lebih dari jutaan kali di perangkat Android dan Apple.

Lembaga riset SimilarWeb mengungkapkan banyak gamers ingin mencoba mengunduh aplikasi game tersebut melalui situs apkmirror.com. Trafik APK Mirror meraih lebih dari 4 juta kunjungan pada 6 Juli 2016.

Data statistik yang dirilis menunjukan 10 negara teratas yang menyumbang trafik unduh Pokemon Go. Indonesia menempati posisi yang sama dengan Jerman, yakni 3%. Angka tersebut terpaut tipis dengan Meksiko yaitu 3,1%. Posisi teratas datang dari AS dengan angka 10,8%, disusul Brazil sebanyak 8,2%, dan India 6,5%.(ak)