JAKARTA (IndoTelko) - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) berhasil membukukan keuntungan Rp 851,63 miliar sepanjang semester I 2016 atau naik 71,1% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 497,75 miliar.
Penyedia menara ini sepanjang semester I 2016 berhasil meraih pendapatan Rp 1,818 triliun naik 8,86% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 1,67 triliun. Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) di semester I 2016 sebesar Rp1,579 triliun.
Apabila pencapaian triwulan kedua ini disetahunkan, maka total pendapatan dan EBITDA Perseroan mencapai Rp3,666 triliun dan Rp3,178 triliun.
Per 30 Juni 2016, Tower Bersama memiliki 20.969 penyewaan dan 13.067 site telekomunikasi. Site telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 12.070 menara telekomunikasi, 931 shelter-only dan 66 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 19.972, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,65.
CEO Tower Bersama Hardi Wijaya Liong menyatakan di semester pertama tahun ini, perseroan bertumbuh 1.222 penyewaan secara organik dimana 713 diantaranya adalah penambahan menara telekomunikasi.
Penambahan penyewaan kuartalan di semester pertama 2016 ini sebanding dengan rerata penambahan penyewaan kotor di tahun 2013 dan 2014. Penambahan penyewaan di semester pertama ini juga sudah mencapai lebih dari 80% dari penambahan penyewaan kotor di tahun 2015.
“Kami terus menunjukkan kemampuan kami untuk tumbuh secara organik dan untuk memenuhi pesanan dari pelanggan operator telekomunikasi kami,” tutur Hardi dalam rilisnya, kemarin.
Per 30 Juni 2016, total pinjaman (debt) Perseroan, jika pinjaman dalam mata uang US Dollar yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp16,188 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp8,570 triliun.
Dengan saldo kas yang mencapai Rp257 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp15,931 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp8,313 triliun.
Menggunakan EBITDA triwulan kedua 2016 yang disetahunkan, maka rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 2,6x dan total pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 5,0x.
“Kami dapat menurunkan tingkat leverage kami di kuartal ini meskipun dengan adanya belanja modal untuk pertumbuhan signifikan dari menara dan penyewaan, pembayaran dividen final tahun 2015 sebesar Rp262 miliar, dan pengeluaran yang dilakukan untuk program pembelian kembali saham kami. Rasio utang bersih terhadap EBITDA kami telah membaik menjadi 5,0x dibandingkan dengan 5,1x di kuartal pertama 2016,” jelas CFO Tower Bersama komentar Helmy Yusman Santoso.
Ditambahkannya, perseroan juga akan menerbitkan dividen interim sebesar Rp330 miliar yang akan dibayarkan pada September 2016.
“Kami memiliki arus kas yang teratur dan meningkat dari bisnis kami dan memperkirakan pembayaran dividen yang terus bertumbuh tiap tahun, namun bergantung pada besarnya pengeluaran untuk program pembelian kembali saham apabila kondisi pasar memungkinkan dan apabila adanya peluang akuisisi non-organik skala besar," katanya.
Sementara Analis dari Mandiri Sekuritas Ariyanto Kurniawan menyatakan risiko kunci untuk kinerja Tower Bersama akan datang dari tekanan pada penurunan biaya sewa menara.(ak)