JAKARTA (IndoTelko) – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara meminta semua pihak untuk tidak berspekulasi terkait anomali yang dialami satelit Telkom 1 pada 25 Agustus 2017.
"Saya minta kepada semua pihak untuk menahan diri agar tidak mengeluarkan spekulasi terkait peristiwa anomali ini. Ini sama dengan yang terjadi di perhubungan udara, ada KNKT-nya yang selidiki. Kita tunggu hasil penyelidikan resmi, saya minta laporan resmi itu, karena itu salah satu bahan untuk dilaporkan ke International Telecommunication Union (ITU) dalam rangka mengamankan slot orbit," kata Pria yang akrab disapa RA itu usai mengunjungi Crisis Center TelkomGroup dalam memulihkan layanan Satelit Telkom 1 di Graha Merah Putih, Jakarta, Selasa (5/9).
Rudiantara meminta, semua pihak mengapresiasi langkah cepat Telkom yang memulihkan layanan bagi pelanggan satelit Telkom 1. "Pemulihan layanan dulu. Ini bukan mesin jahit jatuh langsung kita perbaiki. Bisnis satelit ini pakai teknologi komplek dan resiko tinggi. Mulai dari diluncurkan sampai di angkasa itu high risk semua," katanya.
Segendang sepenarian, Dirut Telkom Alex J Sinaga mengibaratkan peristiwa yang dialami satelit Telkom 1 ibarat kecelakaan yang dialami pesawat terbang. "Kalau ada kecelakaan yang ditangani itu korban dulu. Kita fokus kembalikan dulu layanan. Nanti Lockheed Martin akan berikan hasil penyelidikannya," katanya.
Ketua Asosisasi Satelit Seluruh Indonesia (ASSI) Dani Indra Widjanarko mengatakan hasil penyelidikan dari setiap anomali yang dialami satelit sangat penting, terutama bagi pihak asuransi. "Asuransi paling berkepentingan dengan hasil penyelidikan," katanya.
Sedangkan Corporate Secretary Jasindo Yuko Gunawan mengakui kemungkinan ada klaim yang dilakukan Telkom terhadap peristiwa anomali yang terjadi pada satelit Telkom 1. "Kemungkinan ada klaim ke sana. Tapi nominalnya masih perlu kami cari tahu lagi berapa," kata Yuko.
Diungkapkannya, saat ini Jasindo tengah berkoordinasi dengan Telkom. Diprediksinya nilai nominal klaim tak akan besar. Sebab, usia satelit juga sudah di atas 15 tahun.
"Beda halnya ketika umur satelit itu masih baru, nilai (klaim) nya masih tinggi. Kalau (usia satelit) sudah lebih dari 15 tahun, nilainya sudah jauh turun," kata Yuko. (
Baca:
Usia Satelit)
Pembayaran klaim nantinya akan dilakukan berdasarkan kesepakatan pihak Telkom dan Jasindo. Klaim bisa dibayarkan langsung atau secara bertahap. Jika nominal klaimnya besar, maka pembayaran akan dilakukan secara bertahap.
Sebelumnya, laman Arstechnica pada (31/8) menginformasikan terekamnya sebagian serpihan dari satelit Telkom 1 terekam oleh solusi ExoAnalytic. (
Baca:
Anomali Telkom 1)
CEO ExoAnalytic Doug Hendrix dalam laman itu mengatakan Telkom 1 sudah terpisah-pisah bagiannya di geo orbit (ketinggian 36 ribu Km) salah satunya terlihat di sebelah timur angkasa timur Australia. "Anda bisa lihat kalau material berserakan, itu bisa solar panel, baterai atau serpihan lainnya,” katanya. (
Baca:
Kondisi Telkom 1)
Namun, analisa ini dibantah Telkom dengan menyatakan satelit Telkom 1 masih bisa berkomunikasi dengan Stasiun Pengendali Utama Satelit milik Telkom di Cibinong.(id)