JAKARTA (IndoTelko) – Saham milik PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mulai ikut terkena dampak keluarnya investor asing di bursa lokal sejak Rabu (11/10).
Pada Rabu (11/10), pagi, investor asing sudah melakukan nett selling untuk saham dengan kode TLKM sebesar Rp225,7 miliar. Pada penutupan Rabu (11/10), TLKM ditutup di Rp 4.400 mengalami penurunan 130 basis poin.
Pada Rabu (11/10), perdagangan saham ditutup turun ke level 5,882.78 (-0.38%) atau 22 poin, IHSG diwarnai Net Sell Foreign lebih kurang Rp 800 miliar.
Namun, pada Kamis (12/10), hingga penutupan perdagangan sesi I, TLKM mulai menghijau dengan naik 40 basis poin di Rp 4.440 basis poin.
Analis dari Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengaku di pasar masih banyak informasi simpang siur tentang pergerakan saham Telkom di Rabu (11/10).
“Informasi simpang siur, mulai dari antisipasi keluarnya kinerja Telkom untuk kuartal III-17, ada yang bilang saham Telkom sudah overvalue, dan lainnya. Kalau saya lihat ini lebih ke antisipasi keluarnya laporan kinerja,” katanya, Rabu (11/10) sore.
Analis dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia Tasrul mengatakan secara teknikal justru ini menjadi momentum untuk masuk membeli saham Telkom.
Diperkirakannya, koreksi harga saham ini mulai tertahan. Jika dilihat, distribusi volume saham Telkom sejak naik 105 minggu terakhir berada di kisaran level Rp 3.900-Rp 4.200. Level ini menjadi area support, dengan catatan level support terdekat Rp 4.350 tidak mampu dipertahankan.
Sementara, selama 11 pekan terakhir, harga saham Telkom turun di kisaran Rp 4.650-Rp 4.700 per saham. Level ini menjadi resistance area. Sehingga, rekomendasi buy on weakness dengan posisi normal trading range di level Rp 4.200-Rp 4.700 per saham.
Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan mengungkapkan saham Telkom mengalami tekanan didorong aksi jual investor asing.
Diperkirakannya, pada Kamis (12/10), saham Telkom akan menguat karena sektor telekomunikasi masih menarik hingga akhir tahun. "Ini didukung dari dominasi Telkom dibandingkan pesaing-pesaingnya. Cakupan Telkom lebih luas," kata Alfred.
Sedangkan Bloomberg (10/10), mencatat investor asing melakukan nett selling lumayan besar sejak 1998. Dalam waktu 29 hari belakangan, investor asing telah melakukan nett selling untuk semua saham di pasar sekitar US$1,3 miliar atau sejak 29 Agustus lalu.
Kepala riset Mandiri Sekuritas Tjandra Lienandjaja seperti diberitakan Bloomberg menyatakan banyak investor asing mengalihkan dananya ke pasar Asia Utara.
Tanggapan Telkom
VP Corporate Communication Telkom Arif Prabowo menyatakan, operator pelat merah ini adalah saham big cap paling likuid di bursa lokal, sehingga sekiranya investor asing ingin mengurangi exposure-nya terhadap market Indonesia, paling mudah menjual TLKM, karena bisa cepat terjual dalam jumlah besar.
Ditambahkannya, pelemahan nilai tukar Rupiah dalam 2 minggu terakhir juga memberikan tekanan lebih tinggi, mengingat sebagian besar foreign investor berbasis di Amerika Serikat. Dalam catatan, pada tanggal 28 September nilai tukar dollar AS menembus Rp13.500.
“Di semester I-17, saham Telkom tumbuh cukup baik mencapai 20% year to date Juni, di antaranya didorong oleh kenaikan dividen menjadi 70% di awal tahun serta kinerja di kuartal I dan kuartal kedua yang sangat baik. Sehingga valuasi Telkom saat ini cukup tinggi, dengan PE Ratio sekitar 20x dan EV/Ebitda sekitar 7.5x,” tukasnya di Jakarta, Kamis (12/10).(dn)