JAKARTA (IndoTelko) – Telkomsel merogoh kocek lumayan dalam demi menebus tambahan 30 MHz frekuensi di 2,3 GHz.
Anak usaha Telkom ini menjadi pemenang lelang frekuensi dengan menawar Rp 1.007.483.000.000. Artinya, agar bisa memanfaatkan tambahan 30 MHz di 2,3 GHz, Telkomsel harus membayar dua kali upfront fee dan Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi dari harga Rp 1,007 triliun, totalnya sekitar Rp 3,021 triliun.
Bagaimana kinerja keuangan Telkomsel hingga akhir tahun nanti dengan besarnya nilai yang ditebus?
"Pertama kita bicara dulu sumber dananya. Ini pakai dana internal," ungkap Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah di Jakarta, Senin (23/10).
Diungkapkannya, manajemen Telkomsel telah jauh hari mempersiapkan untuk mengikuti tender tambahan frekuensi tersebut.
"Kita sudah antisipasi tender ini sejak setahun lalu. Semua sudah dikalkulasi, mulai dari valuasi frekuensi, teknis dan lainnya. Setiap kuartal kita anggarkan jika tender benar digelar. Jadi, kalau nanti muncul di laporan keuangan kuartal keempat 2017, itu tak akan mempengaruhi kinerja Telkomsel secara keseluruhan dalam tahun ini. Soalnya semua dampaknya sudah masuk dalam hitungan," tukasnya.
Direktur Planning and Transformation Telkomsel, Edward Ying menambahkan tambahan frekuensi ini besar artinya bagi Telkomsel terutama dalam memenangkan pertarungan di masa depan. "Sekarang kami lebih leluasa karena punya frekuensi di berbagai band. Harapannya ini nanti akan membuat Telkomsel di era layanan data," katanya.
Asal tahu saja, dengan diumumkannya Telkomsel sebagai pemenang lelang spektrum frekuensi 2,3 GHz, komposisi alokasi frekuensi yang dimiliki Telkomsel menjadi sebagai berikut: frekuensi 2,3 GHz dengan lebar pita 30 MHZ, frekuensi 2,1 GHz dengan lebar pita 15 MHz, frekuensi 1,8 GHz dengan lebar pita 22,5 MHz, frekuensi 900 MHz dengan lebar pita 7,5 MHz, dan frekuensi 800 MHz dengan lebar pita 7,5 MHz.
Dalam hal pembangunan jaringan, hingga semester pertama tahun 2017, Telkomsel telah membangun lebih dari 146.000 BTS, di mana sekitar 65% di antaranya merupakan BTS broadband (3G dan 4G).
Saat ini Telkomsel terus melanjutkan pembangunan layanan 4G LTE ke wilayah yang lebih luas, di mana saat ini telah melayani lebih dari 20 juta pelanggan di sekitar 480 ibukota kabupaten. (
Baca:
Laba Telkomsel)
Telkomsel, berhasil membukukan laba sebesar Rp 15,5 triliun sepanjang semester I 2017 atau naik 15,6% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 13,4 triliun. (
Baca:
Kinerja Telkomsel)
Dikutip dari Info Memo yang dikeluarkan Telkom untuk periode enam bulan pertama 2017, Telkomsel di semester I 2017 berhasil meraih pendapatan sebesar Rp 45,9 triliun naik 11,9% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 41,1 triliun. Cash Flow yang dimiliki anak usaha Telkom ini dari aktifitas operasional di semester I 2017 sebesar Rp 22,372 triliun.(dn)