JAKARTA (IndoTelko) – PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) mencatat laba bersih sepanjang 2017 sebesar Rp1,135 triliun atau hanya tumbuh tipis 2,8% dibandingkan periode 2016 sebesar Rp1,105 triliun.
Presiden Direktur &CEO Indosat Ooredoo Joy Wahjudi mengungkapkan, sepanjang 2017 perseroan berhasil membukukan pendapatan konsolidasian sebesar Rp29,92 triliun naik tipis 2,5% dibandingkan 2016 sebesar Rp29,184 triliun.
Pasokan pendapatan dari anak usaha Ooredoo itu datang dari lini bisnis seluler sebanyak Rp24,49 triliun yang hanya tumbuh 1,7% dibandingkan 2016 sebesar Rp24,09 triliun.
Berikutnya dari segmen Enterprise atau MIDI sebesar Rp4,51 triliun atau tumbuh 9,4% dibandingkan periode 2016 Rp4,13 triliun. Terakhir dari telekomunikasi tetap sebesar Rp913 miliar turun 4,8% dibandingkan 2016 sebesar Rp958 miliar.
Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) sepanjang 2017 hanya Rp12,76 triliun turun 0,8% dibandingkan periode sama 2016 Rp12,86 triliun. EBITDA marjin di 2017 hanya 42,6% turun dibandingkan 2016 sebesar 44,1%.
Joy mengungkapkan momentum pendapatan data selular terus berlanjut dengan 40,2% pertumbuhan atau naik sebesar Rp4,1 triliun dibanding tahun sebelumnya yang bersumber dari pertumbuhan pengguna smartphone dimana pada akhir tahun 2017 Indosat Ooredoo mencatat 73 juta pengguna smartphone yang terdaftar di jaringan Indosat Ooredoo.
Dibandingkan tahun 2016, Indosat Ooredoo berhasil meningkatkan sekitar 1 persen poin pangsa pasar pendapatan data selular ditengah sengitnya kompetisi layanan data.
Pendapatan dari layanan data seluler juga tumbuh pesat sebesar 40,2% dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp14,5 triliun, yang berasal dari pertumbuhan pengguna smartphone yang pada akhir tahun 2017 Indosat Ooredoo memiliki 73 juta pengguna smartphone. Kontribusi pendapatan data seluler pada tahun 2017 mencapai sekitar 60% terhadap total pendapatan seluler.
Indosat sepanjang 2017 memiliki 110,2 juta pelanggan terdiri dari 1,2 juta (pasca bayar) dan 109 juta (prabayar) dengan Average Revenue Per User (ARPU) blended Rp20,3 ribu, atau turun sebesar Rp4,9 ribu dibanding tahun sebelumnya sebagai akibat dari tumbuhnya jumlah pengguna data pemula di paket Yellow dan tumbuhnya pangsa pasar di luar Jawa.
Pertumbuhan Indosat Ooredoo juga ditopang oleh efisiensi beban keuangan. Total utang dari pinjaman bank dan obligasi pada tahun 2017 juga mengalami penurunan sebesar 3,3% atau berkurang sebesar Rp660,2 miliar dibanding tahun 2016 dimana tingkat bunga mengalami penurunan sekitar 0,36 persen poin.
Porsi utang dalam denominasi Dollar AS turun sebesar 49,9% dari US$ 180,1 juta (mewakili 12,1% dari total utang) pada tahun 2016 menjadi sebesar US$ 90,3 juta (mewakili 6,3% dari total utang) pada tahun 2017. Data ini menjadikan Indosat Ooredoo telah berhasil mengurangi pengaruh fluktuasi nilai tukar dollar AS terhadap rupiah.
Sebagai bagian dari strategi keuangan, di awal bulan November 2017, lanjut Joy, Perusahaan telah selesai menerbitkan Obligasi dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan Indosat II Tahap II dengan dana penerbitan sebesar Rp3,42 triliun.
Untuk mendukung ekspansi dan strategi ke depan, Joy menjelaskan, Indosat Ooredoo akan terus menambah jumlah BTS dan meningkatkan layanan kepada pelanggan. Indosat Ooredoo telah membangun 4.874 BTS tambahan dibandingkan tahun sebelumnya, dimana 51% di antaranya merupakan BTS 4G untuk menunjang pertumbuhan penggunaan data yang sangat tinggi. Total jumlah BTS Indosat Ooredoo pada akhir tahun 2017 adalah 61.357 BTS.
Pada lelang spektrum tahun 2017, Perusahaan berhasil memenangkan tambahan 5MHz spectrum 2100MHz sehingga saat ini Perusahaan memiliki 15MHz di frekuensi 2100MHz.
Di triwulan keempat 2017 Indosat Ooredoo telah membayar upfront fee sebesar Rp846 miliar untuk spektrum yang telah dimenangkan ini. Spektrum tambahan ini akan dimanfaatkan sepenuhnya di tahun 2018 untuk menambah kapasitas jaringan di Jawa dan memperluas cakupan jaringan di luar Jawa.
“Indosat amat serius melakukan ekspansi bisnisnya terutama di luar Jawa. Hal ini ditunjukkan dengan penambahan investasi dan belanja modal perusahaan menjadi sebesar Rp8 triliun untuk tahun 2018. Peningkatkan belanja modal ini merupakan wujud keseriusan perusahaan dalam mengeksekusi strategi perusahaan dalam meningkatkan kualitas jaringan, terutama di luar Jawa,” tambah Joy Wahjudi.
Melengkapi inisiatif untuk fokus di luar Jawa, Indosat Ooredoo berhasil menjadi salah satu pemenang dalam tender USO melalui pembangunan 119 BTS USO berbagai daerah terpencil di 7 provinsi di Indonesia.(id)