JAKARTA (IndoTelko) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menyiapkan alokasi belanja modal sekitar Rp 30 triliun untuk menunjang kinerja sepanjang 2018.
“Belanja modal masih dialokasikan sekitar 25% dari target pendapatan tahun ini. Sekitar Rp 30 triliun,” ungkap Direktur Keuangan Telkom Harry M. Zen usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), pekan lalu.
Rencananya belanja modal akan dialokasikan sekitar 50% untuk bisnis seluler, 30% untuk fixed broadband, dan 20% lainnya.
Diungkapkannya, perseroan masih mengincar target pertumbuhan dobel digit di tahun 2018 walau industri telekomunikasi tengah menghadapi tekanan karena adanya kebijakan registrasi prabayar berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK).
“Kita masih optimistis bisa dobel digit tahun ini sekitar 10% pertumbuhan usaha. Kalau soal dampak fluktuasi kurs, Telkom tak terpengaruh karena pendapatan dan hutang hampir 100% dalam bentuk rupiah,” ulasnya.
Batal
Terkait dengan rencana perseroan akan mencari pendanaan sebesar 1 juta euro, Harry menyatakan, aksi itu dibatalkan. “Kita batalkan soalnya aksi akuisisi batal,” katanya.
Sebelumnya, Telkom disebut-sebut akan memberikan fleksibilitas kepada pihak kreditur, dalam bentuk tenor pinjaman satu tahun atau tiga tahun. Dana sebesar itu awalnya akan digunakan untuk keperluan akuisisi. Namun, rencana akuisisi itu batal. "Mereka tidak cocok dengan harga tawaran kami, jadi batal," ujar Harry.
Telkom juga membatalkan rencana melepas saham simpanan (treasury stock). Perseroan masih memiliki 1,74 miliar saham treasury. Saham ini merupakan hasil pembelian kembali (buyback) yang berlangsung pada 2012 silam.
“Kita putuskan tak jadi lepas Treasury stock ke pasar karena tak optimal. Ini bukan masalah harga, tetapi yang terbaik bagi pemegang saham,” pungkasnya.(dn)