SINGAPURA (IndoTelko)- Lembaga pemeringkat Fitch (Fitch Ratings) menyakini pelaksanaan registrasi ulang pelanggan prabayar berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Nomor Kartu Keluarga (No KK) kemungkinan akan membentuk kembali lanskap kompetitif pasar seluler Indonesia, mengurangi churn, dan mempercepat monetisasi data dari pergeseran ke top-up bulanan ketimbang membeli paket perdana.
"Memang untuk jangka pendek, aturan ini akan memukul kinerja pendapatan semua operator," papar Fitch dalam siaran pers yang dikeluarkan 31 Juli 2018.
Sepanjang semester I 2018, tiga operator besar di Indonesia yaitu Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata melaporkan basis pelanggan dan pendapatan yang lebih rendah turun sebesar 10% yoy. Telkomsel, membukukan penurunan 7% yoy, sementara Indosat melihat penurunan 27%. Namun, pendapatan XL meningkat sebesar 1% yoy dan pada 1Q18 perusahaan mengambil alih Indosat sebagai operator seluler terbesar kedua berdasarkan pendapatan, berkat strategi yang dimotori datanya. Meskipun jumlah pelanggan XL yang lebih kecil hanya 53 juta pada akhir Juni 2018, dibandingkan dengan 75 juta pengguna Indosat.
"Kami percaya bahwa efek pendapatan negatif dari persyaratan pendaftaran kartu SIM prabayar baru akan bersifat sementara, karena kami menganggap pelanggan akan terhubung kembali, dan memperkirakan stabilisasi persaingan dan penetapan harga yang rasional. Operator telekomunikasi telah mulai menaikkan tarif, meskipun sedikit, dan kami berharap ini akan terus berlanjut. Biaya pemasaran juga harus mulai normal pada semester kedua 2018 setelah pendaftaran ulang selesai," analisa Fitch.
Namun demikian, pergeseran struktural ke layanan data dengan margin rendah tetap menjadi tantangan utama. Kontribusi pendapatan data XL mencapai 79% dari pendapatan layanan pada akhir Juni 2018, tingkat yang melampaui pesaingnya dan harus mengimbangi penurunan pendapatan dari suara dan pesan SMS.
Penurunan tajam pendapatan Indosat mencerminkan langkahnya yang berani dari strategi distribusi push untuk mendapatkan pangsa pasar melalui penetapan harga yang agresif, ke strategi distribusi pull, di mana anak usaha Ooredoo itu akan meningkatkan permintaan pelanggan untuk mereknya melalui peningkatan kualitas jaringan.
"Fitch mengantisipasi belanja modal akan tetap tinggi untuk tiga operator seluler utama, dengan rata-rata capex/rasio pendapatan sekitar 20% pada tahun 2018. Konsumsi data yang meningkat di Indonesia kemungkinan akan meningkatkan ekspansi jaringan 4G, terutama untuk XL dan Indosat, yang juga secara bertahap bergulir jaringan mereka di luar Jawa. Namun, kami mengharapkan operator untuk mempertimbangkan kebutuhan investasi dengan keinginan mereka untuk mempertahankan kekuatan neraca. Fitch memiliki prospek stabil di sektor telekomunikasi Indonesia," tutup lembaga tersebut.(ak)