JAKARTA (IndoTelko) – PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo berharap kinerja operasionalnya membaik pada semester kedua setelah di paruh pertama 2018 mengalami tekanan karena adanya aturan registrasi prabayar berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Nomor Kartu Keluarga (No KK).
Dalam Info Memo Semester I 2018 yang dikeluarkan Indosat pada 9 Agustus lalu terlihat pendapatan anak usaha Ooredoo ini di periode berakhir Juni 2018 hanya sebesar Rp11 triliun anjlok 26,8% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp15,11 triliun.
Layanan seluler hanya berhasil meraih pendapatan sebesar Rp8,6 triliun di semester I 2018 anjlok 31,3% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp12,5 triliun.
Dampak dari buruknya kinerja operasional terasa di bottom line dimana pada periode semester I 2018 perseroan mengalami kerugian Rp693,7 miliar berbanding terbalik dengan periode sama tahun lalu yang untung Rp784,2 miliar.
Padahal, Indosat Ooredoo telah berhasil mengurangi porsi utang dollar AS sebesar 59,5% dari US$74,6 juta (mewakili 5.2% dari total utang) pada SMT1-17 menjadi sebesar US$30,2 juta (mewakili 2,3% dari total utang) sehingga Indosat Ooredoo telah berhasil meminimalisir pengaruh fluktuasi mata uang terhadap bottom line.
Manajemen Indosat menyatakan aturan baru yang mewajibkan registrasi kartu perdana yang berdampak di triwulan pertama 2018 serta perubahan GTM strategy dari “push” menjadi “pull” juga terus berdampak pada performansi dengan penurunan 22% basis pelanggan pada Semester I 2018.
Indosat di semester I 2018 hanya memiliki 75,3 juta pelanggan turun 21,9% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 96,4 juta pelanggan. Average Revenue Per User (ARPU) campuran hanya Rp14,3 ribu turun drastis dibandingkan periode sama tahun lalu Rp22,5 ribu.
“Indosat Ooredoo melihat adanya peluang jangka panjang dalam kondisi pasar yang baru dengan basis pelanggan yang lebih loyal serta tingkat churn yang lebih rendah yang pada akhirnya memberikan marjin yang lebih besar di masa mendatang. Perusahaan berharap optimis bahwa top line akan kembali tumbuh pada semester kedua tahun 2018,” tulis manajemen.(wn)