JAKARTA (IndoTelko) - SilverPush mengumumkan peluncuran ‘Mirrors’, sebuah teknologi penginderaan konteks berbasis Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan bagi perusahaan.
Teknologi ini berfungsi untuk mengidentifikasi logo merek, wajah, emosi, maupun objek dalam sebuah video.
SilverPush saat ini telah memperkenalkan layanan teknologi Mirrors ke berbagai pasar Asia Tenggara beserta Afrika Selatan, Tanzania, Jepang, Mesir dan Uni Emirat Arab.
SilverPush, platform global terkemuka telah mengembangkan teknologi ‘Mirrors’ sebagai solusi terhadap industri periklanan untuk video online. Teknologi ini dapat membantu video untuk memproyeksikan konten secara universal yang dapat mempengaruhi penempatan iklan.
Dengan teknologi deteksi yang kuat, ‘Mirrors’ berfungsi sebagai perangkat penting yang membantu kontekstualisasi penempatan iklan. Sebagai ilustrasi, Mirrors menggunakan AI untuk mengidentifikasi objek beserta orang dalam konten video sehingga dapat membantu iklan penerapan yang terkait dengan video yang sedang ditampilkan di layar.
Hal ini memastikan bahwa hanya iklan relevan yang akan ditampilkan bersama dengan konten yang diminati oleh pengguna. Secara bersamaan hal ini akan membantu industri periklanan dalam mencapai target mereka secara lebih strategis serta meningkatkan pengalaman pengguna selama menyaksikan video.
“Mirrors adalah puncak dari penelitian kami selama bertahun-tahun untuk memahami bagaimana pengguna dapat terlibat dengan suatu merek ketika melihat suatu konten dari video online. Dengan ‘Mirrors’, kami menciptakan kemungkinan kontekstual tanpa akhir dan mengeksplorasi berbagai cara yang dapat meningkatkan pengalaman pengguna bagi konsumen; dengan turut membantu merek-merek berkembang yang beroperasi di APAC untuk mencapai target mereka secara efektif,” kata Chief Revenue Officer SilverPush Kartik Mehta dalam keterangan, kemarin.
Teknologi ‘Mirrors’ dari Silverpush telah dihadirkan pada saat selera konsumen terus meningkat untuk menonton video on-demand dan kegiatan multiscreen yang berdampak pada pasar TV global. Pertumbuhan ini terutama terjadi di Asia-Pasifik dimana menurut data analitik pemasaran dataxu TV berbayar dan video over-the-top (OTT) akan mencapai penghasilan sebesar $ 77,4 miliar pada tahun 2021.
Dengan meningkatnya tingkat penetrasi internet dan ponsel cerdas yang membantu lebih banyak konsumen video online di seluruh wilayah, teknologi ‘Mirrors’ akan semakin relevan untuk membantu merek berinteraksi dengan penonton mereka dengan lebih baik.
Mengacu pada Mirrors yang berpotensi sebagai ‘mesin telusur' dari video online, Kartik menjelaskan bahwa teknologi platform yang menjadi solusi B2B saat ini dapat turut berpotensi menghidupi interaksi konsumen. Sebagai penyedia kontekstualitas dalam suatu video, Mirrors akan menjadi mesin de facto untuk mencari, menjelajah dan memberikan navigasi untuk online video.
"Bayangkan jika menonton video dari sebuah lagu romantis yang menampilkan Emma Stone yang sedang berpegangan tangan dengan seorang laki-laki di malam hari. Teknologi ‘Mirrors’ dapat dengan cepat mengakses seluruh video yang berkaitan untuk mengidentifikasi momen ini dan merekomendasikan film La La Land kepada pemirsa sebagai tampilan selanjutnya,” jelas Kartik.(wn)