JAKARTA (IndoTelko) - Bukalapak fokus melakukan digitalisasi warung tradisional untuk dapat menciptakan masyarakat inklusif melalui mitra Bukalapak.
Saat ini diperkirakan keberadaan warung-warung tradisional yang berjumlah sekitar 6 juta dan tersebar di seluruh pelosok nusantara. Sejak diluncurkan dua tahun lalu, Mitra Bukalapak kini telah berjumlah lebih dari 2,5 juta, dan mentransformasi lebih dari 1.2 juta warung tradisional di 477 Kota dan Kabupaten di seluruh Indonesia.
“Warung - warung tradisional yang persebarannya hingga ke pelosok negeri merupakan pendorong geliat ekonomi yang berkontribusi terhadap 65 - 70% transaksi ritel Indonesia. Selama dua tahun ini, Mitra Bukalapak telah membantu para pemilik warung tradisional dan masyarakat sekitarnya untuk lebih adaptif dengan teknologi. Melalui Mitra Bukalapak, kami mengenalkan sistem pembayaran baru kepada masyarakat melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dan meningkatkan kapasitas bisnis melalui penjualan token listrik, pulsa, dan produk virtual lainnya. Kami percaya teknologi itu harus dapat diakses oleh siapa saja dari berbagai latar belakang usia dan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidupnya,” kata Co - Founder dan Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid dalam keterangan kemarin.
Bukalapak terus-menerus menelurkan inovasi untuk memperkuat peran warung sebagai penggerak perekonomian dan teknologi digital yang inklusif.
Pada bulan Agustus lalu, Mitra Bukalapak mendukung Bank Indonesia dalam mengimplementasikan QRIS di 1000 Mitra Bukalapak untuk memungkinkan warung-warung tradisional yang tergabung dalam program ini dapat menerima pembayaran Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) seperti Link Aja, Gopay, OVO, DANA dan lainnya. Kedepannya, implementasi QRIS akan dilakukan di 10.000 Mitra Bukalapak hingga Desember 2019.
Menyusul pada bulan Oktober, Bukalapak berhasil menjadi marketplace pertama yang bekerja sama dengan Google Bisnisku. Saat ini, sekitar 95.000 Warung Mitra Bukalapak yang telah mendaftarkan bisnisnya di Google Bisnisku dapat muncul pada halaman pencarian seperti Google Maps dan Penelusuran Google.
Salah seorang pemilik warung Mitra di daerah Kemayoran, Buhari, mengaku sangat senang dengan adanya kesempatan ini, “Apa yang saya harapkan bisa jadi kenyataan. Sekarang, warung saya bisa dipromosiin ke jutaan orang di Google. Jadi nambah kenalan, nambah pelanggan, otomatis nambah juga pemasukan," katanya.
Bukalapak juga menjalankan program-program kerja sama dengan berbagai pemerintahan demi mendorong terciptanya ekosistem digital di berbagai daerah. Beberapa diantaranya adalah, kerja sama Bukalapak dengan Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Cakupan utama yang sedang digiatkan adalah pembiayaan pinjaman usaha Mitra Bukalapak yang dikenal dengan program pembiayaan Ultra Mikro (UMi).
“Warung Mitra yang terjauh saat ini berada di Timika, Papua. Bisa dibayangkan warung tradisional di kota - kota kecil di Indonesia yang tadinya hanya menjual kebutuhan sehari - hari secara perlahan beralih fungsi sebagai sarana untuk memperkenalkan adopsi digital pada masyarakat sekitar. Jika hal ini dilakukan secara berkelanjutan, kita membangun masyarakat inklusif yang berperan aktif terhadap kemajuan ekonomi digital Indonesia,” kata Fajrin.(ak)