telkomsel halo

Saham Telkom terkena dampak bursa yang meradang

12:29:28 | 27 Feb 2020
Saham Telkom terkena dampak bursa yang meradang
JAKARTA (IndoTelko)  - Pergerakan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sejak awal hingga pertengahan pekan ini terseret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bursa yang terjengkang karena faktor tekanan ekonomi global. 

Hal ini tentunya menafikkan sebagian pemberitaan yang menyatakan saham Telkom anjlok sehubungan dengan pernyataan Menteri BUMN.

“Bursa Indonesia masih meradang dipacu berbagai hal seperti kondisi ekonomi global karena isu virus Corona, isu krisis likuditas, terakhir kemarin investor asing cabut dananya di pasar sekitar Rp1,75 triliun. Itu yang bikin index rontok dan bikin saham-saham blue chips seperti Telkom ikut terjengkang. Jadi, tak ada itu karena statement Menteri BUMN bikin sentimen negatif bagi Telkom,” jelas Pengamat pasar modal dan CEO Teman Trader Luke Syamlan di Jakarta, Kamis (27/2).

Diungkapkannya, selama perdagangan kemarin semua sektor terkoreksi tanpa terkecuali. Saham-saham yang menjadi penggerak IHSG sekitar 90% mengalami penurunan. Bahkan saham milik 4 bank besar seperti bank Mandiri, Bank BRI, dan Bank BCA juga mengalami tekanan jual yang drastis. 

Berdasarkan catatan, IHSG mengalami penurunan year to date hingga 12,1% dan rata-rata penurunan saham operator telekomunikasi mencapai 21,5%. Telkom sendiri tercatat harga sahamnya turun year to date 11,3%.

“Penurunan harga saham TLKM dari awal tahun hingga saat ini tidak setajam penurunan rata-rata operator telekomunikasi atau industrinya. Hal ini mengingat fundamental Telkom dipandang cukup kuat, utamanya didukung IndiHome dengan pertumbuhan pelanggan yang signifikan,” tambah Luke.

Diprediksinya, market hari ini akan cenderung masih dalam tekanan koreksi apalagi belum ada tanda tanda respon pemerintah atasi dampak pelambatan ekonomi atas pandemi COVID19. 

Berbeda dengan Tiongkok yang merespon dengan inject dana di capital market US$ 178 miliar likuiditas untuk jaga market supaya tidak ambrol ketika sesi perdagangan dibuka pasca libur Imlek lalu. Tekanan aksi jual asing di market yang tidak bertenaga ini membuat lebih dari 300 saham ditutup negatif dan hanya 92 saham yang naik dimana mayoritas adalah saham saham lapis 2 dan 3 yang notabene adalah saham gorengan.

VP Corporate Communication Telkom Arif Prabowo saat dihubungi melalui sambungan telepon (27/2) mengatakan, “Pekan ini saham-saham operator telekomunikasi memang tengah turun karena kondisi makro ekonomi, tak terkecuali saham Telkom. Hal ini bisa kita lihat dari IHSG di BEI yang memang sedang mengalami penurunan cukup tajam," katanya.

Dalam catatan RTI, lima saham berkapitalisasi besar (big cap) paling aktif ditransaksikan saat indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup turun 149,54 poin (2,62%) ke level 5.539,38 pada perdagangan sesi pertama Kamis (27/2). Namun, dalam waktu bersamaan, saham-saham big cap juga melemah.

Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) tercatat sebagai saham-saham yang paling aktif ditransaksikan berdasarkan nilai.

GCG BUMN
Menurut data RTI, dari keempat saham –tiga di antaranya saham emiten BUMN-- itu seluruhnya melemah. Harga BMRI anjlok 4,57%, BBRI turun 7,81%, BBCA terkoreksi 3,34%, dan BBNI terpuruk 4,10%. Sedangkan saham TLKM menguat tipis 0,28%.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year