Dengan memahami gaya kerja yang paling umum di kalangan karyawan, perusahaan-perusahaan selanjutnya dapat merancang pengalaman yang lebih baik di seluruh ruang sehingga meningkatkan keterlibatan dan inovasi dengan menghilangkan friksi untuk menciptakan transisi yang mulus dari kantor di rumah (home office) seluruh ruangan di kantor, atau ruang di antara rumah dan kantor.
Pendekatan yang berfokus pada manusia ini adalah sebuah pergeseran radikal dari menentukan kebutuhan berdasarkan ruang. Dengan demikian, cara terbaik untuk menyusun strategi untuk masa depan dunia kerja adalah memahami orang-orang yang melakukannya. Poly telah mempelajari evolusi gaya kerja selama hampir satu dekade, dan telah mengidentifikasi enam gaya kerja berbeda atau sering disebut sebagai persona – yang saat ini berjalan di 97% perusahaan, dengan masing-masing persona memiliki sifat karakter yang berbeda. Dengan mengidentifikasi atribut, kesulitan, dan preferensi komunikasi yang terkait dengan setiap persona, perusahaan-perusahaan memiliki perlengkapan yang lebih baik untuk menyesuaikan gaya kerja dan perilaku karyawan dengan perangkat dan teknologi mereka, sehingga produktivitas perusahaan akan meningkat.
Samir Sayed, Managing Director Poly untuk ASEAN dan Korea, mengatakan, “Agar perusahaan bisa sukses di dunia kerja baru ini, pertama-tama mereka harus memahami bagaimana para karyawan melakukan pekerjaan terbaiknya, bagaimana mengatur ruang kerja agar para karyawan dapat memaksimalkan jam kerja mereka, dan selanjutnya, tempat terbaik untuk menginvestasikan uang adalah dalam teknologi yang memberikan pengalaman kerja yang mulus, fleksibel, dan merata.”
Beberapa poin penting:
•
Di tengah perubahan dramatis menuju gaya kerja remote: Dari sebelum pandemi sampai 2022, telah terjadi peningkatan sebesar 25% dalam jumlah karyawan yang mengadopsi gaya dan preferensi kerja secara remote.
•
Kemampuan untuk terkoneksi mendorong untuk kembali ke kantor: Meskipun ada banyak hambatan yang menghalangi untuk kembali ke kantor, kemampuan untuk terkoneksi satu sama lain tetap menjadi elemen kunci yang orang untuk kembali ke kantor.
•
Menghubungkan para karyawan mendorong pergeseran dalam realokasi ruang kantor: Sebelum pandemi, hingga 70% ruang kantor dialokasikan untuk meja individu dan ruang pendukung. Pasca-pandemi, pergeseran menuju peran yang lebih berfokus pada kerja secara remote mendorong pergeseran dari ruang individu menjadi ruangan aktivitas yang menghubungkan para karyawan untuk berkolaborasi.
Low Hee Bun, Senior Solution Architect Poly, berkomentar, “Perusahaan-perusahaan semakin serius menerapkan strategi hybrid jangka panjang mereka, yang juga mencakup rencana untuk merombak ruang kantor agar lebih sesuai dengan tujuan baru, menjadikan kantor sebagai pusat budaya perusahaan. Perencanaan untuk kembali ke kantor lebih terkait dengan merancang pengalaman untuk dunia kerja hibrida baru yang akan mendorong orang-orang ke kantor untuk membangun koneksi, sekaligus memaksimalkan pengalaman bagi mereka yang berada di kantor dan yang bekerja secara remote." (sar)
Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
-
ImpIementasi industri 4.0 mencakup berbagai dimensi
-
Hankook menerbitkan laporan ESG ini setiap tahun sejak 2010 dan sekarang memasuki edisi ke-15
-
Sentralisasi standar digital di Indonesia membutuhkan regulasi kuat
-
XL3DO diproduksi secara domestik di fasilitas Legrand Indonesia di Bitung, Tangerang
-
Kinerja Triasmitra di Kuartal pertama tahun 2024, mampu membukukan pendapatan sebesar 117 miliar rupiah
Rekomendasi
Berita Pilihan