Baru-baru ini, Red Hat menjadi tuan rumah bagi puluhan perintis service provider, mitra ekosistem dan para pakar teknologi untuk berkumpul bersama berbagi kisah mengenai implementasi 5G menyelami teknologi terbuka dan proses di baliknya. Melalui ajang ini, kami terus mempelajari begitu banyak hal mengenai jaringan 5G cara memonetasi, berinovasi, menjembatani kesenjangan keterampilan, sekaligus menggali peran penting teknologi open source dalam mewujudkan hal ini. Mulai dari keseluruhan strategi hingga komputasi edge, hingga otomatisasi dan keberlanjutan, kami telah mempelajari cara mengembangkan jaringan yang resilien yang akan mendukung generasi masa depan, mulai dari mobil ramah lingkungan, aplikasi layanan kesehatan, robotik, dan banyak lagi. Ajang Open5G menyelenggarakan lebih dari 40 sesi penting, dan saya ingin berbagi beberapa hal penting yang bisa kita petik saat kita membuat rencana untuk 2023.
Red Hat adalah pemimpin industri open source dengan layanan dan dukungan, infrastruktur, keterampilan, dan talenta yang dibutuhkan untuk membantu service provider menjawab tantangan ini. Dengan bantuan kami, service provider bisa memberikan solusi teknologi inovatif dengan dukungan kami sepanjang hari 24/7.
Linux yang disoroti oleh RHEL dan kolaborasi open source, sangat penting bagi infrastruktur telekomunikasi modern
Linux adalah tulang punggung infrastruktur telekomunikasi modern, dan kita melihat Red Hat Enterprise Linux (RHEL), platform Linux enterprise terdepan, sebagai katalis bagi service provider untuk bertransformasi lebih jauh. Red Hat berkomitmen untuk menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh para service provider, pelanggan, dan mitra, untuk membangun infrastruktur yang lebih kuat, lebih resilien, dengan cara yang sesuai dengan mereka. Sebagai bagian dari upaya ini, Red Hat menjaga posisinya sebagai pemimpin dan berperan aktif dalam banyak komunitas open source, seperti kernel Linux real time, yang ditampilkan sebagai satu produk melalui RHEL for Real Time. Kami tidak hanya mendorong para anggota komunitas dan mitra untuk berkontribusi dan berkolaborasi dalam rilis RHEL di masa depan, kami juga mendorong akses yang lebih luas ke rilis RHEL dengan menawarkan RHEL tanpa biaya bagi developer individu dan layanan berlangganan gratis untuk tim developer bagi enterprise yang memenuhi syarat. Ini membantu service provider untuk memiliki fondasi dalam mengkapitalisasi evolusi 5G.
Ini bukan tentang mengembangkan satu keunikan khusus, ini adalah tentang footprint standar yang bisa dikembangkan
Ketika service provider mengadopsi platform cloud-native untuk menyediakan layanan dan menjalankan aplikasi, mereka menghadapi tantangan dalam operasional dan pengembangan platform tersebut. Mereka mendapati bahwa model operasional dan proses tradisional mereka tidak cukup agile, dan harus merencanakan strategi cloud agar tetap relevan di pasar.
Area perubahan yang signifikan adalah kecepatan dari pemutakhiran atau upgrade. Bagi jaringan service provider tradisional, pemutakhiran dilakukan sekitar setiap enam bulan, dan hanya dilakukan setelah melakukan pengujian dengan sangat hati-hati dan teliti. Dengan diperkenalkannya teknologi dan metode cloud-native yang baru, seperti continuous integration and continuous delivery (CI/CD), pemutakhiran kini bisa dilakukan setiap bulan atau bahkan setiap minggu. Risiko dari pemutakhiran yang sering dilakukan adalah kegagalan sistem atau jaringan, jadi proses di service provider harus lebih resilien dan mampu untuk memulihkan ketersediaan dan keandalan jaringan.
Untuk menjaga ketersediaan dan keandalan yang tinggi, implementasi dan operasional jaringan secara berkesinambungan, service provider harus mengandalkan model deklaratif. Intinya, intent dari jaringan ditulis dalam kode. Setelah digelar, jaringan tersebut kemudian mempertahankan diri agar tetap berada dalam keadaan deklaratif dan memperbaiki setiap penyimpangan dalam konfigurasi. Pada akhirnya, jaringan service provider akan mencapai implementasi dan operasional tanpa sentuhan (zero-touch).
Strategi edge adalah ‘table stakes’
Komputasi edge akan mengubah setiap industri dalam sepuluh tahun mendatang, dan AI (artificial intelligence) adalah edge superpower. Banyak perusahaan sedang berusaha mengakselerasi dan mewujudkan potensi AI dan 5G, menciptakan pabrik yang lebih cerdas, toko, gudang, dan pada akhirnya membangun rantai pasokan yang lebih visible, mengubah produksi seiring dengan perubahan dalam permintaan. Walaupun demikian, tidak ada edge tanpa konektivitas dan dengan demikian, service provider menjadi sangat penting.
Open source ada di belakang strategi ekspansi edge dan adalah dasar penting dalam inovasi digital. Industri akan mencari use case yang baru yang memiliki performa tinggi dan kuat, membutuhkan lebih sedikit daya, sekaligus mempertahankan footprint yang aman dan skalabel. Ini berarti service provider harus menjauhi solusi yang dikustomisasi, beralih ke pola yang kolaboratif, efisien dan bisa diulang, untuk mengembangkan edge industri. Open source mengakselerasi proses CI/CD, membantu provider menggelar kemampuan baru lebih awal dan lebih cepat.
Ekosistem mitra yang kuat juga penting. Kita tahu bahwa satu perusahaan tidak bisa jadi segalanya bagi pelanggan mereka, dan mengeksplorasi solusi interoperabilitas dengan para mitra memberikan ekosistem yang kuat bagi provider untuk memilih area-area yang memenuhi kebutuhan mereka dan masuk ke pasar dengan lebih cepat. Ekosistem juga akan memperkenalkan pilihan dan secara historis, dengan pilihan yang ada kita akan melihat keuntungan dalam biaya dan inovasi yang dibawanya. Investasi di sini sangat penting bagi kesuksesan industri dalam jangka panjang.
Ekspansi 5G harus berfokus pada industri dengan target suatu platform aplikasi sejati. Jaringan 5G yang efisien adalah yang sepenuhnya programmable dan dapat menyeimbangkan beban kerja berdasarkan permintaan jaringan. Menggabungkan AI dan 5G akan memberikan value yang tak tertandingi bagi enterprise, menciptakan use case dan aliran pendapatan yang baru.
Ini public atau private cloud? Keduanya. Ini adalah open hybrid cloud
Service provider seringkali dihadapkan dengan pilihan investasi yang berat ini adalah harga untuk menjalankan sebuah bisnis. Dari mesin virtual (VNF), container (CNF), hingga lingkungan private dan public cloud, tidak ada keputusan yang hitam dan putih. Karena service provider menggunakan public cloud supaya tidak perlu membangun dan mengelola infrastruktur tradisional, mereka juga terpikat oleh kemampuan untuk menggelar layanan baru dengan lebih cepat dan lebih fleksibel. Service provider akan mengoperasikan mesin virtual dan container untuk jangka waktu panjang dan kita semua harus ingat bahwa transisi ini tidak pernah terjadi sekaligus.
Dalam sesi kami dengan Telefonica, kami mendiskusikan tentang ini.
Telefonica bermitra dengan semua provider cloud utama memindahkan fungsi-fungsi tertentu ke pubic cloud, tergantung pada kebutuhan performa, kepatuhan terhadap peraturan, dan feasibility ekonomi untuk setiap kasusnya. Telefonica berusaha meraih sebuah cloud continuum yang menggabungkan teknologi, infrastruktur, dan layanan private dan public cloud. Dalam proses ini kami membutuhkan provider cloud serta perusahaan teknologi seperti Red Hat, yang dengan teknologi dan metodologi yang tepat membantu kami mewujudkan pendekatan hybrid cloud ini.
Dengan Red Hat OpenStack Platform bekerja sama dengan Red Hat OpenShift, service provider memiliki satu cara terpadu untuk menggelar layanan dan aplikasi dalam setiap lingkungan cloud, dan rangkaian tool yang konsisten, baik untuk developer maupun tim operasional.
Inovasi tidak hanya didorong oleh teknologi, melainkan juga oleh budaya
Budaya bukan lagi hanya sekedar kata kunci industri. Perusahaan di seluruh dunia menyadari bahwa budaya adalah raja dalam hal engagement karyawan, retensi dan mendapatkan talenta yang beragam dan baru. Selama masa pandemi COVID-19, ekspektasi tempat kerja berubah. Karyawan memiliki gaya kerja jarak jauh yang lebih fleksibel, namun akan sulit untuk membangun budaya kerja yang positif karena kurangnya waktu bertemu langsung antara tim. Tetapi ini bukan berarti kita mengharuskan semua orang kembali ke kantor tidak di Red Hat.
Mengapa membatasi organisasi Anda dalam satu area geografis kalau Anda bisa menarik para profesional berbakat dari seluruh dunia. Alih-alih, kami melihat perusahaan menghabiskan lebih banyak waktu dan tenaga untuk memberikan karyawan peluang edukasi untuk pengembangan karier mereka. Kami juga melihat dorongan dalam memberikan tambahan pelatihan bagi manajer untuk meningkatkan soft skill yang akan memberdayakan karyawan dalam bekerja dan berkontribusi bagi perusahaan, tidak hanya dari perspektif keterampilan, namun juga dari perspektif operasional.
Masa depan inovasi tidak bergantung hanya pada teknologi digital namun juga pada karakter seperti design thinking, agility, komunikasi terbuka, fleksibilitas dan keberagaman. Bekerja dengan mitra yang memiliki pemikiran yang sama juga memungkinkan keberagaman yang lebih besar saat kita ingin memberikan lebih banyak inovasi dengan keunggulan kompetitif.
Ditulis oleh: Darrell Jordan-Smith
Senior Vice President of Industries and Global Accounts,Red Hat