JAKARTA (IndoTelko) - Lembaga riset International Data Corporation (IDC) mengungkapkan pasar printer Indonesia masih menjanjikan.
Tercatat, di periode kuartal IV-2022 (Year over Year) mengalami pertumbuhan sebesar 24,4% pada. Pertumbuhan tersebut diakumulasi dari berbagai jenis printer, yaitu jenis inkjet,laser, dan Serial Dot Matrix (SDM), dari berbagai brand, seperti Epson, Canon, HP, dan lainnya. Meski mengalami pertumbuhan tahunan, secara Quarter on Quarter (QoQ) terjadi penurunan sebesar 9,9% selama 2022.
Senior Market Analyst IDC Indonesia Sarah Annisa mengatakan, pertumbuhan tersebut dipicu oleh dua faktor, yaitu Pertama, dimulainya kembali aktivitas normal setelah gangguan akibat pandemi memainkan peran penting dalam pertumbuhan ini.
Fakta bahwa kapasitas kantor dan sekolah saat ini telah mencapai 100% menyebabkan peningkatan permintaan barang dan jasa, sehingga mendorong pertumbuhan. Faktor kedua, membaiknya daya beli konsumen.
"Kami melihat lebih banyak proyek dari sektor pemerintah, karena biasanya periode pembelian puncaknya adalah pada akhir tahun untuk mengoptimalkan pengeluaran anggaran. Selain itu, perbankan dan manufaktur masih merupakan vertikal yang menjanjikan, dilihat dari banyaknya proyek dengan sektor-sektor tersebut selama kuartal ini," kata Annisa dalam rilisnya belum lama ini.
Sementara faktor penurunan yang terjadi secara QoQ, disebabkan oleh permasalahan pada sistem impor. Disebutkan, sektor inkjet mengalami penurunan sebesar 12% pada periode Kuartal III ke Kuartal IV-2022. Lalu, sektor laser mengalami pertumbuhan sekitar 13%, sedangkan sektor SDM mengalami pertumbuhan sekitar 31% selama periode yang sama.
"Pada November 2022, vendor mengalami beberapa kendala seperti kesulitan pengajuan kuota impor pada sistem commodity balance, akibat error system yang berlangsung selama berminggu-minggu dan keterlambatan perpanjangan lisensi mesin warna untuk tahun 2023," ujar Annisa.
Merek Epson memegang pangsa pasar tertinggi untuk printer segmen rumah dan kantor di Indonesia sebesar 59,8%. Jumlah pangsa pasar ini dinilai belum sepenuhnya pulih, karena adanya kekurangan, terutama untuk model WiFi. Karena banyak komponen WiFi mereka dialokasikan untuk industri mobil listrik.
Posisi kedua, ditempati brand Canon dengan pangsa pasar 20,8%. Brand HP menyusul di posisi ketiga dengan 13,7%, serta Brother di posisi keempat dengan pangsa pasar 4,7%. Dua brand terkahir yang disebut mengalami peningkatan, karena permintaan yang terus meningkat dan pemulihan kekurangan.
Sedangkan, solusi dokumen Kyocera dan merek lain memiliki pangsa pasar yang sangat kecil masing-masing sebesar 0,4% dan 0,5%.
"Situasi saat ini sangat berbeda dengan dua tahun lalu ketika pandemi pertama kali melanda negara. Meskipun menghadapi tantangan regulasi, prospek pasar yang optimis untuk Kuartal IV-2022, merupakan pencapaian yang menjanjikan untuk tahun mendatang," ungkap Annisa.
Annisa menambahkan, pada 2023, kebijakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di Indonesia akan semakin ketat sebagai bagian dari rencana pemerintah untuk membatasi impor dan meningkatkan penyerapan sumber daya lokal.
"Sedangkan tahun 2024 akan menjadi tahun yang menentukan bagi vendor untuk mengambil langkah ke depan terkait kebijakan TKDN saat pergantian pemerintahan usai pemilu," tutupnya.(ak)