BANDUNG (IndoTelko) PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) menambah catatan perolehan sejumlah proyek strategis berskala nasional jelang Idul Fitri 1444 Hijriyah.
Pada periode tersebut, INTI mencatatkan perolehan Pendapatan Konsolidasi mencapai 118% serta pencapaian Laba Kotor Konsolidasi sebesar 159% jika dibandingkan dengan target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2023.
"Alhamdulillah, Perseroan menutup Q-1 dengan angka yang kembali overachieved. Perolehan ini membuktikan bahwa aksi korporasi PT INTI (Persero) telah on the track sehingga memberikan tren kurva positif yang berkelanjutan," ungkap Vice President Corporate Secretary INTI Delvia Damayanti, belum lama ini.
Diungkapkanya, sejumlah proyek strategis berskala nasional dalam Kuartal 1-2023 yang digarap INTI adalah manufacture terkait produksi 1 juta chipset yang dialokasikan untuk salah satu bank BUMN terbesar di Indonesia, system Integrator terkait proyek Power System, Alat Ukur Electromagnetic Compability (EMC), serta Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap, managed Service terkait proyek Refurbished, Service Handling, serta rencana kolaborasi dengan beberapa tower provider ternama, digital terkait dukungan konektivitas, perangkat, dan aplikasi untuk penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) nasabah PT Bank KB Bukopin, Tbk. melalui Platform Paylater Marketplace yang diberi tajuk "KBB Paylater Marketplace", terakhir Telco terkait sektor bisnis konvergensi bisnis telekomunikasi.
Dijelaskannya, salah satu strategi pengungkit performansi bisnis korporasi di sektor Manufacture, System Integrator, sekaligus memperlebar kapasitas perusahaan di bisnis Digital. "Kami memperluas bisnis INTI di semua sektor yang related dengan Information and Communication Technology, untuk memperkuat posisi Perseroan sebagai perusahaan teknologi," ujar Delvia Damayanti.
Catatan kinerja pada awal tahun 2023 tak lepas dari rangkaian perbaikan yang telah dieksekusi pada periode sebelumnya. Terbukti, saat menutup tahun 2022, INTI berhasil membukukan pencapaian Pendapatan Konsolidasi tahun 2022 hingga 103% dari RKAP Revisi 2022. Perolehan tersebut dibarengi dengan turunnya Beban Usaha hingga 28% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, hingga peningkatan Net Income sebelum Other Comprehensive Income (OCI) sebesar 25% dibanding dengan tahun 2021.
Selain itu, perbaikan kinerja Perseroan ke arah zona positif tak lepas dari upaya perbaikan berkelanjutan dalam sisi keuangan dan akuntansi. Selanjutnya, transformasi menyeluruh ini merupakan upaya Perusahaan untuk membangkitkan kembali kepercayaan stakeholder.(wn)