telkomsel halo

Cara Reku tingkatkan literasi finansial

09:08:13 | 04 Dec 2023
Cara Reku tingkatkan literasi finansial
JAKARTA (IndoTelko) Reku menggelar bootcamp finansial bertajuk “Finance Flash: Invest Right, Invest Wise” akhir pekan lalu.

Kegiatan ini mempertemukan ribuan pendaftar dengan delapan mentor pegiat finansial dan investasi, bootcamp finansial ini digelar secara virtual, dan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola keuangan pribadi dan berinvestasi.

Deretan tokoh terkemuka di industri keuangan Indonesia, seperti Pandu Sjahrir, Founding Partner AC Ventures dan Mantan Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI); Ellen May, Founder aplikasi EduFinTech; Maudy Ayunda, Brand Ambassador sekaligus Angel Investor Reku; serta Theo Derrick, Pengusaha dan Content Creator. Di dalam kesempatan ini, Reku juga memberikan kesempatan kepada 15 orang peserta untuk memperoleh sesi mentoring eksklusif terkait finansial dengan Maudy Ayunda dan Jesse Choi.

Co-Chief Executive Officer (Co-CEO) Reku Jesse Choi mengatakan, semangat dalam menggelar bootcamp Finance Flash berangkat dari kepedulian Reku terhadap kondisi literasi finansial masyarakat yang masih perlu ditingkatkan.

“Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat indeks literasi finansial masyarakat pada 2022 baru menyentuh 49,68 persen. Kendati naik dari tahun sebelumnya, angka tersebut tergolong cukup rendah. Sehingga sangat disayangkan masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memahami dengan baik tentang pengelolaan finansial dan investasi, dan disinilah kami mendukung agar masyarakat lebih sadar akan literasi,” ungkap Jesse.

Menjawab persoalan ini, Reku sebagai platform jual-beli dan investasi kripto, menghadirkan bootcamp Financial Flash untuk menguatkan literasi pengelolaan keuangan dan investasi sebagai fondasi sebelum masuk ke instrumen apapun.

“Edukasi dan informasi mengenai aset kripto itu penting, namun aspek fundamental dalam keuangan dan investasi menjadi dasar bagi seluruh kalangan masyarakat agar bisa membuat keputusan investasi yang lebih bijak. Dengan ini, harapannya masyarakat bisa lebih memahami kondisi keuangan dan cara mengelolanya serta menyesuaikan strategi dalam mencapai tujuan finansialnya masing-masing. Kegiatan ini diharapkan bisa mendorong masyarakat khususnya generasi Milenial dan Gen Z lebih melek finansial dan investasi sekaligus mendukung misi pemerintah meningkatkan literasi keuangan. Reku juga akan terus melanjutkan kegiatan literasi serupa di waktu mendatang,” jelas Jesse.

Di saat yang bersamaan, Pandu Sjahrir selaku Founding Partner AC Ventures dan Mantan Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) menjelaskan sejumlah tren investasi yang berpotensi positif di tahun 2024 mendatang.

“Ada beberapa sektor yang berpotensi cerah untuk berinvestasi di tahun depan, antara lain ESG, Fintech, dan Consumer Goods. Pertama, di sektor lingkungan hidup, seperti energi terbarukan. Semakin banyak perusahaan energi yang bertransisi dan diprediksi akan terus bertambah ke depan. Teknologi finansial juga akan terus berkembang karena sifatnya yang fundamental, serta sektor consumer goods. Selain itu, aset kripto juga tidak kalah berpotensi. Tahun depan, diproyeksi akan ada Halving Bitcoin. Secara historis, performanya terbukti melonjakkan pasar kripto. Peluang ini juga perlu dimanfaatkan masyarakat,” jelas Pandu.

Sementara, Maudy Ayunda sebagai Brand Ambassador sekaligus Angel Investor Reku mengatakan, trial and error dalam pengelolaan keuangan dan investasi bisa menjadi pembelajaran untuk terus memperbaiki rencana finansial.

“Masing-masing dari kita tentu pernah membuat kesalahan finansial, terutama generasi muda termasuk saya. Misalnya, banyak pengeluaran berbasis ego atau keinginan, bukan kebutuhan. Lalu akibatnya tidak ada sisa untuk ditabung dan diinvestasikan di akhir bulan. Walaupun ini bukan kondisi ideal, aku bisa belajar dari proses itu dan bisa mengevaluasi. Sehingga di kemudian hari, kita bisa lebih fokus dalam financial dan investment planning,” ujar Maudy.

Kemudian, Maudy juga mengungkapkan pentingnya generasi muda untuk mau mencari informasi dan lebih melek finansial dan investasi. “Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat 90,7 persen anak muda tidak punya tabungan dan dana darurat. Selain itu, 76 persen millennial juga punya carrying debt. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan. Berdasarkan pengalaman aku, memiliki tabungan dan investasi merupakan pilihan gaya hidup yang lebih bijak jika dibandingkan dengan membeli barang yang di luar kemampuan finansial kita. Dengan begitu, aku yakin kita bisa menata masa depan kita dengan lebih baik." jelas Maudy.

Pengusaha dan Content Creator Theo Derick mengungkapkan bahwa mengelola finansial dengan baik bisa mempercepat generasi muda mencapai financial freedom.

“Mengelola finansial dan hemat bukan berarti pelit. Ini juga yang sering disalahartikan. Sebetulnya, kuncinya disiplin mengatur budget kebutuhan dan keinginan sehingga kita memiliki cashflow positif. Dengan begitu kita bisa bertambah kaya dan lebih cepat merealisasikan tujuan finansial, bahkan mencapai financial freedom,” kata Theo.

GCG BUMN
Di samping inisiatif ini, Jesse turut mengumumkan ekspansi Reku yang meluncurkan fitur baru, yakni Investment Insight. “Fitur baru ini sejalan dengan misi Reku dalam mengajak masyarakat #BijakBerinvestasi. Fitur Investment Insight dirancang agar para investor dapat memantau performa investasinya, termasuk di setiap aset kriptonya sehingga dapat membantu dalam mengambil keputusan investasi yang lebih strategis,” lanjut Jesse.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories