JAKARTA (Indotelko) - Lembaga riset milik Alibaba Group, DAMO Academy mengumumkan kemitraannya dengan Pusat Kolaborasi World Health Organization (WHO) untuk Kesehatan Digital guna memajukan inovasi dalam dunia kesehatan digital dan membawa manfaat AI di dunia medis ke lebih banyak negara berkembang.
Sebagai yang pertama di kawasan Pasifik Barat, Pusat Kolaborasi WHO untuk Kesehatan Digital mendukung WHO dalam pertukaran informasi terkait kesehatan digital, penelitian ilmiah, standar internasional, dan pelatihan teknis dengan negara-negara anggotanya.
Peresmian kemitraan strategis antara pusat Kolaborasi WHO untuk Kesehatan Digital dan Alibaba DAMO Academy berlangsung di Jenewa pada tanggal 30 Mei dalam acara AI for Good Global Summit yang merupakan nsebuah acara terkemuka dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mempromosikan AI untuk memajukan kesehatan dan prioritas pembangunan global lainnya.
Kerjasama ini akan dimanfaatkan untuk melakukan penelitian dan memberikan masukan dalam bidang kesehatan digital, kecerdasan buatan, seta pengembangan industri untuk mendukung organisasi internasional seperti World Health Organization dan Uni International Telecommunication Union.
Mengingat sifat interdisipliner dari AI dan kesehatan digital, kerja sama ini juga akan mengadakan pelatihan di bidang kedokteran, teknik, kesehatan digital, kecerdasan buatan, pengembangan industri, serta area lainnya untuk membantu kedua pihak mengembangkan talenta profesional dengan kemampuan komprehensif di bidang kesehatan digital.
Pusat Kolaborasi WHO untuk Kesehatan Digital juga akan memanfaatkan sumber dayanya untuk membantu DAMO Academy membawa manfaat AI yang digunakan di dunia medis ke lebih banyak negara berkembang. Hal ini diharapkan bisa secara aktif memajukan jangkauan internasional terhadap kesehatan digital, dan mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan melalui teknologi.
Dikatakan Kepala tim AI medis DAMO Academy, Le Lu, dengan terjalinnya kemitraan bersama Pusat Kolaborasi WHO untuk Kesehatan Digital, DAMO Academy memiliki misi untuk memberikan akses pemanfaatan AI kepada dunia medis bagi semua yang membutuhkan. "Kerjasama yang kami lakukan ini bertujuan untuk meningkatkan perawatan kesehatan bagi mereka yang memerlukannya melalui kemajuan dalam pengembangan AI untuk medis dan aksesibilitas kesehatan digital, ujarnya.
Sementara, Kepala Pusat Kolaborasi WHO untuk Kesehatan Digital, Shan Xu mengungkapkan, dengan menggabungkan kemampuan mendalam kami dan memanfaatkan teknologi AI yang terdepan, kami siap untuk mendorong transformasi dalam kesehatan digital, terutama untuk negara-negara berkembang. "Kolaborasi kami bukan hanya simbol dari visi bersama, namun juga komitmen bersama untuk memanfaatkan inovasi digital guna meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan global," katanya.
Tim AI untuk medis di DAMO Academy bekerja sama dengan lembaga medis global terkemuka untuk mengeksplorasi metode baru yang efisien dan hemat biaya untuk skrining multi-kanker menggunakan teknologi AI.
Teknologi ini telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam mendeteksi dini tujuh jenis kanker umum melalui satu CT scan, termasuk kanker pankreas, kanker esofagus, kanker paru-paru, kanker payudara, kanker hati, kanker lambung, dan kanker kolorektal.
Dalam tes deteksi kanker pankreas skala besar di dunia nyata, model AI yang dirancang berhasil mencapai sensitivitas 92,9% dan spesifisitas 99,9%, menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam majalah Nature Medicine oleh DAMO Academy yang bekerja sama dengan lebih dari 10 lembaga medis.
Teknologi ini telah diterapkan di dua rumah sakit di kota Lishui di provinsi Zhejiang, Cina, sebagai bagian dari program filantropi Alibaba. (mas)