JAKARTA (IndoTelko) - Pertumbuhan e-commerce yang berkelanjutan didorong oleh konsumen yang semakin melek digital dan memiliki ekspektasi yang semakin besar akan produk dan layanan inovatif di pasar. Sebagai pemain kunci di pasar, Kalbe Farma telah berhasil memperkenalkan produk dan layanan inovatif baru jauh lebih cepat.
Didirikan di Jakarta, Indonesia tahun 1966, PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) adalah perusahaan farmasi terbuka yang terbesar di Asia Tenggara. Seiring waktu, Kalbe memperluas bisnisnya menjadi penyedia solusi layanan kesehatan terintegrasi dengan operasional bisnis yang meliputi lebih dari 40 perusahaan. Selain di Indonesia, perusahaan ini telah membangun bisnisnya di negara-negara ASEAN dan Afrika.
Kalbe Farma ingin mempercepat digitalisasi dan meningkatkan agilitas perusahaan. Dengan aplikasi yang lama yang dikembangkan secara monolit, perubahan sulit diterapkan dan memakan waktu. Tim hanya sanggup merespons sekitar 40% - 50% dari hal tersebut.
Kalbe menyadari perlunya mengambil pendekatan bisnis baru demi memenuhi permintaan pasar yang berkembang. Perusahaan mendapati ada potensi untuk mengurangi time to market hingga 50% melalui penggunaan kembali layanan (reuse of services), sehingga perusahaan kemudian menerapkan strategi layanan mikro yang containerized. Kalbe juga memilih solusi open source karena efektivitas biaya yang ditawarkannya dan siklus pengembangan yang cepat dan didukung oleh komunitas besar para pengembang.
Dengan bantuan dari Mitra Integrasi Informatika (MII), mitra Red Hat di Indonesia, Kalbe menggunakan Red Hat OpenShift yang menawarkan dukungan tingkat enterprise yang dibutuhkan oleh layanan-layanan yang sangat penting bagi bisnis. Red Hat OpenShift diterapkan di fasilitas on-premise, terutama di bare metal, bersama dengan Red Hat 3scale API Management.
MII juga membantu tim IT Kalbe mengembangkan berbagai keterampilan baru untuk lingkungan baru mereka. Tim infrastruktur telah bertransisi dari spesialisasi virtual machines (VMs) menjadi spesialisasi infrastruktur yang mendukung containerization dan Red Hat OpenShift. Para pengembang telah meningkatkan keterampilan dan mengubah pola pikir menjadi lebih modern. Terlebih lagi, kolaborasi antara tim pengembang dan tim infrastruktur kini menjadi lebih kuat.
Setelah memetakan arsitektur IT yang dibutuhkan untuk meningkatkan layanan monolitiknya, Kalbe lalu bermigrasi ke Red Hat OpenShift. Beban kerja pertama yang dipindahkan ke platform aplikasi Red Hat adalah fitur chat yang digunakan untuk kolaborasi grup terkait inovasi. Melalui penggunaan Red Hat 3scale API Management dan Red Hat OpenShift, arsitektur IT di Kalbe tidak hanya beralih menjadi berbasis layanan mikro tapi juga menjadi API sentris. API (application programming interfaces) di arsitektur tersebut sudah mendukung kolaborasi dalam kelompok, termasuk pertukaran data antara Kalbe dan anak-anak perusahaannya.
Menurut Head of Corporate Information Technology and System, PT Kalbe Farma Tbk, Danny Natalies, setelah mengimplementasikan layanan mikro dan membangun infrastruktur IT yang berbasis API dengan Red Hat OpenShift dan Red Hat 3scale API Management, pihaknya melihat adanya peningkatan kecepatan dalam delivery dan keunggulan kompetitif. "Selain itu, API telah memfasilitasi kolaborasi antar grup dan pertukaran data antara Kalbe dan anak perusahaannya," katanya.
Sementara, Country Manager Indonesia Red Hat, Vony Tjiu mengungkapkan, pihaknya sangat senang membantu Kalbe Farma mencapai tujuannya mempercepat waktu untuk pemasaran dan meningkatkan keandalan produk dan layanan mereka yang skalabel, baru, dan inovatif. "Dengan menjalankan Red Hat OpenShift dan Red Hat 3scale API Management di layanan-layanan yang sangat penting, serta support sekelas enterprise dari Red Hat, Kalbe Farma mampu memenangkan hati para pelanggannya dan menjadi yang terkemuka di antara para pesaingnya," ujarnya.
Setelah Kalbe mulai mengembangkan layanan mikro menggunakan Red, terasa berbagai manfaat Hat OpenShift dan Red Hat 3scale API Management, antara lain :
1. Menembus pasar dengan lebih cepat
Dengan lingkungan baru dan layanan yang bisa digunakan kembali (reusable services), pengembang bisa meluncurkan fungsi baru dalam satu modul secara bersamaan, sehingga pengguna bisa melihat dan menggunakan aplikasi dengan jauh lebih cepat.
2. Makin dapat diandalkan untuk menangani aplikasi penting
Monitoring stack yang sudah dikonfigurasi sebelumnya, pre-installed, ter-update secara mandiri, di Red Hat OpenShift akan menyediakan monitoring untuk komponen platform inti dan pada akhirnya mengurangi downtime.
3. Pertukaran data yang lebih mudah
Red Hat 3Scale API Management memudahkan Kalbe untuk mengelola API dan menangani pertukaran data antara Kalbe dan perusahaan lain.
4. Penskalaan yang lebih sederhana
Saat aplikasi membutuhkan kapasitas tambahan, Red Hat OpenShift memungkinkan Kalbe dan anak perusahaannya menyesuaikan kapasitas container itu sendiri. Terlebih lagi, integrasi kuat antara Red Hat OpenShift dan Red Hat 3scale API Management memampukan Kalbe untuk menskalakan pertukaran data secara otomatis.
5. Keberhasilan yang merembet ke anak perusahaan
Dengan Red Hat OpenShift yang mempercepat pengembangan dan peluncuran aplikasi baru, Kalbe sudah mulai mengeksplorasi manfaat dari hybrid cloud. Untuk Red Hat 3scale API Management, perusahaan ingin membangun ekosistem di mana teknologi Red Hat berfungsi sebagai pusat pertukaran data. Ekosistem ini bisa terdiri dari perusahaan lain di Kalbe Farma Group dan SatuSehat, platform pertukaran data kesehatan terintegrasi nasional yang dikembangkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama salah satunya dengan Kementerian Kesehatan. Kalbe juga mendorong penggunaan teknologi Red Hat di anak perusahaannya, sehingga meningkatkan awareness tentang Red Hat OpenShift dan 3scale API Management. (mas)