JAKARTA (IndoTelko) – Aplikasi Twitter ala China, Weibo Corp, tengah bersiap melantai di bursa saham Amerika Serikat (AS) dengan mengincar dana segar senilai US$ 500 juta atau setara Rp 5,67 triliun.
Aksi Weibo yang dimiliki oleh Sina Corp ini berarti mengikuti jejak dari Baidu. Goldman Sachs dan Credit Suisse membantu aksi korporasi dari Weibo ini selama di AS.
Perseroan menggelar aksi korporasi dibawah bayang-bayang ketatnya aturan pemerintah China terhadap sensor dan intervensi konten di dunia maya.
Weibo pun sudah memberikan peringatan terhadap calon investor terkait regulasi tersebut."Aturan baru ini bisa mempengaruhi trafik dan kreatifitas berbasis user generated content," tulis Weibo seperti dikutip Reuters (14/3).
Kinerja Weibo sendiri lumayan kinclong dimana selama 2013 meraih pendapatan US$188,3 juta naik nyaris tiga kali lipat dibandingkan 2012 sebesar US$ 65,9 juta. Sedangkan rugi bersihnya sebesar US$ 10,25 juta turun dibandingkan 2012 sebesar US$38,1 juta.
Pengguna harian dari Weibo sebanyak 61,4 juta, sementara pengguna bulanan yang aktif sebanyak 129,1 juta . Pesaing dari Weibo adalah Tencent yang terkenal dengan aplikasi WeChat.
Setelah Weibo kabarnya Alibaba Group juga akan mencatatkan sahamnya di New York pada April ini. Alibaba juga memiliki 18% saham di Weibo setelah menyuntikkan dana sebesar US$ 585,8 juta tahun lalu guna menopang aksi Weibo di pasar mobile.
Aksi IPO Alibaba diperkirakan bisa mendatangkan dana segar sekitar US$ 15 miliar nyaris setara dengan Facebook kala pertama melantai di bursa.(ak)