JAKARTA (IndoTelko) – PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) masih membukukan kerugian sepanjang 2013 ditengah kinerja operasional yang terus membaik.
Direktur Smartfren Anthony Susilo dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) akhir Maret 2014 mengungkapkan perseroan mampu mencatat pendapatan usaha sebesar Rp 2,43 triliun selama 2013 atau tumbuh 47% dibandingkan 2012 sebesar Rp 1,65 triliun.
Pemasok pendapatan bagi Smartfren sepanjang 2013 adalah layanan data sebesar Rp 1,818 triliun atau naik 47% dibandingkan 2012 sebesar Rp 1,229 triliun.
Dari jasa suara omzet hanya datang sebesar Rp 322,134 miliar tumbuh 48% dibandingkan 2012 sebesar Rp 217,529 miliar. Disusul layanan SMS sebesar Rp 152,085 miliar naik 80% dibandingkan 2012 sebesar Rp 84,052 miliar.
Dipukul Kurs
Sayangnya, walau pendapatan tumbuh dobel digit, perseroan masih mengalami rugi usaha sepanjang 2013 yakni sebesar Rp 1,611 triliun atau nyaris sama dengan 2012 sebesar Rp 1,602 triliun.
Pemicu masih dideritanya rugi usaha karena sepanjang 2013 beban usaha mencapai Rp 4,039 triliun naik dibandingkan 2013 sebesar Rp 1,602 triliun.
Total rugi bersih yang diderita perseroan sepanjang 2013 sebesar Rp 2,53 triliun naik 61% dibandingkan 2012 sebesar Rp1,563 triliun.
Pemicu naiknya kerugian dari emiten dengan kode FREN ini karena faktor depresiasi rupiah sepanjang 2013 dimana mengalami rugi kurs sebesar Rp 730,168 miliar.
Diprediksi rugi kurs dari FREN karena tingginya impor perangkat baik handset atau jaringan dan membayar utang jatuh tempo dalam dollar AS. Di sisi handset saja sepanjang 2013 perseroan diperkirakan mengimpor smartphone senilai Rp 334,49 miliar, sementara utang tidak dilakukan lindung nilai.
Smartfren pada tahun ini membidik Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA)
positif setelah tertunda sejak tahun lalu.(id)