JAKARTA (IndoTelko) – Aksi transformasi yang dilakukan manajemen PT XL Axiata Tbk (XL) mulai membuahkan hasil positif di kuartal ketiga 2015.
Anak usaha Axiata ini berhasil menekan kerugian menjadi Rp 506 miliar hingga kuartal ketiga 2015 menurun 40% dibandingkan periode sama 2015 sebesar Rp 838 miliar.
Kerugian terutama disebabkan oleh forex sebagai dampak dari penguatan dollar AS yang mencapai Rp 3,026 triliun. Menyesuaikan dampak tersebut, XL akan mencatatkan laba bersih yang dinormalisasi sebesar Rp 74 miliar.
"Agenda tranformasi yang telah kami luncurkan sejak April 2015, kini semakin menunjukkan hasil perkembangan yang positif. Kami akan terus fokus untuk menjalankan seluruh agenda transformasi tersebut untuk memperkuat bisnis kami di masa mendatang,” kata Presiden Direktur XL, Dian Siswarini dalam keterangan tertulisnya, Rabu (28/10).
Penopang kinerja XL adalah pendapatan sebesar Rp 16,986 triliun sepanjang Sembilan bulan pertama 2015 atau turun 4% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 17,636 triliun.
Pemasok pendapatan sepanjang Sembilan bulan pertama 2015 berasal dari layanan suara sebesar Rp 6,084 triliun atau naik 2% dibandingkan periode sama 2014 sebesar Rp 5,943 triliun. SMS sebesar Rp 2,982 triliun, Data dan VAS sebesar Rp 5,095 triliun atau naik 12% dibandingkan periode sama 2014 sebesar Rp 4,56 triliun.
Pasokan lain dari jasa telekomunikasi lainnya sebesar Rp 778 miliar turun 30% dibandingkan periode sama 2014 sebesar Rp 1,117 triliun.
Turunnya pasokan jasa telekomunikasi lainnya ini dimana termasuk didalamnya bisnis sewa menara karena sebagian aset sudah dilepas ke Solusi Tunas Pratama pada tahun lalu.
Dampak paling terasa dari transformasi yang dilakukan XL ada di pos Laba Sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi dan Amortisasi (EBITDA) yang meningkat 10% QoQ menjadi Rp 2,2 triliun, yang mendorong EBITDA margin sebesar 38% sampai 2 poin persentase QoQ.
Peningkatan ini terutama sebagai dampak positif dari kebijakan menyangkut penataan basis pelanggan untuk lebih fokus pada pelanggan yang lebih menguntungkan selain juga guna meningkatkan profitabilitas portofolio produk.
(Baca juga:
Merek XL Tergolong Mahal)
Jika dilihat di Sembilan bulan pertama 2015, EBITDA yang diraih sebesar Rp 6,073 triliun atau turun 4% dibandingkan periode sama 2014 sebesar Rp 6,3 triliun. EBITDA margin stagnan di 36%.
Per September 2015, XL memiliki 41,5 juta pelanggan dengan Average Revenue Per User (ARPU) sekitar Rp 32 ribu. Pengguna data 20 juta atau 49% dari total basis pelanggan.
Penetrasi smartphone XL telah meningkat menjadi sebesar 39% dari keseluruhan pelanggan per akhir periode Sembilan bulan pertama 2015. Pengguna smartphone XL tumbuh 7% YoY dan mencapai 15,6 juta pengguna.
Saat ini XL memiliki 1.018 BTS 4G hingga 9M 2015 sebagai bagian upaya XL dalam meningkatkan cakupan wilayah layanan 4G LTE dalam menyongsong peluncuran komersialisasi layanan 4G LTE.
XL juga terus berinvestasi dalam usaha meningkatkan kualitas jaringan dan perluasan jangkauan melalui pembangunan hampir 18.000 BTS 3G hingga akhir 9M 2015. Dengan demikian, saat ini total BTS XL mencapai ke 56.300.
Sepanjang Sembilan bulan pertama 2015, XL telah membelanjakan Rp 3 triliun belanja modal untuk memperluas infrastruktur layanan data dan layanan seluler, dengan menggunakan dana internal.
Total hutang XL menurun menjadi Rp 27.0 triliun dari Rp 30.4 triliun pada akhir sembilan bulan pertama tahun sebelumnya sementara Hutang Bersih / EBITDA sedikit berkurang dari 3.2x ke 2,8X.
Sekadar diketahui, dibawah komando Dian Siswarini XL menjalankan agenda transformasi “3R” yang meliputi Revamp, Rise & Reinvent”.
Revamp, mengubah model bisnis pencapaian jumlah pelanggan (dari “volume” ke “value”), strategi distribusi serta meningkatkan profitabilitas produk. Rise, meningkatkan nilai brand XL melalui strategi dual-brand dengan Axis untuk menyasar segmen pasar yang berbeda. Reinvent, membangun dan menumbuhkan berbagai inovasi-inovasi bisnis.
Transformasi bisnis dilakukan untuk merespon dinamika perubahan pasar yang sangat dinamis dan fokus untuk menciptakan nilai-nilai sehingga XL dapat membangun bisnis yang lebih berkelanjutan ke depannya.(id)