telkomsel halo

Fundamental Keuangan XL Diperkirakan Sehat Pasca Lepas Menara

08:44:31 | 17 Mar 2016
Fundamental Keuangan XL Diperkirakan Sehat Pasca Lepas Menara
Ilustrasi (dok)
JAKARTA (IndoTelko)  – Fundamental keuangan PT XL Axiata Tbk (XL) diprediksi akan sehat pasca monetisasi sekitar dua ribu hingga 2.500 menara di semester pertama 2016.

“Tujuan monetisasi menara ini untuk mengurangi utang. Kalau sukses tentunya fundamental dari XL makin sehat,” ungkap Direktur Keuangan XL Axiata, Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin, di Jakarta, Kamis (17/3).

Dijelaskannya, perseroan pada tahun ini ingin menekan jumlah utang hingga sebesar Rp 13,29 triliun. Utang tersebut terdiri atas utang jatuh tempo senilai Rp 3,93 triliun dan percepatan pelunasan utang yang mencapai Rp 10,8 triliun. Rencananya, seluruh utang jatuh tempo tahun ini akan dibayar dengan kas internal.

“Sumber dana untuk percepatan pelunasan utang berasal dari rights issue dan penjualan menara. Ini aksi korporasi masing-masing independen dan tengah berjalan,” jelasnya.

Ditambahkannya, jika semua berjalan mulus dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berjalan stabil, bisa jadi pada tahun ini XL mencicipi keuntungan. “Kita sudah lakukan hedging. Kalau semua normal, kita untung tahun ini,” katanya.

Belum Mundur
Sekadar diketahui, tender menara tahap II yang tengah dilakukan XL Axiata dikabarkan tak hanya menyajikan persaingan antara pemain lokal, tetapi perusahaan asing pun ikut bersaing.

Bisa masuknya pemain asing tak bisa dilepaskan dengan isu perubahan di Daftar Negatif Investasi (DNI) bisnis menara yang belum diputus pemerintah.

Kabarnya,  Kementerian Komunikasi dan Informatika mengizinkan perusahaan asing masuk ke bidang usaha menara telekomunikasi dengan kepemilikan 49% pada 2017. (Baca juga: Menara XL Dilirik banyak pihak)

Sementara dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal, pemerintah masih menutup kesempatan investor asing masuk dalam bisnis menara dengan hanya mengizinkan investor lokal menguasai 100% saham perusahaan menara.

Usulan DNI memang telah masuk ke Presiden sejak Februari 2016, tetapi belum keluar Peraturan Presiden.

“Kalau peserta sudah ambil dokumen dan belum ada yang mundur. Kami ada Non Disclosure Agreement (NDA) dengan semua peserta. Nama peserta tender saja tak boleh kami buka,” katanya.

Adlan menjelaskan, dalam melepas menara perseroan tak hanya menjadi pembeli, tetapi mitra yang ideal, sehat, dan kuat. “Kita ini bukan jual putus. Itu menara kan di-lease back. Jadi cari partner yang ada nilai tambah,” pungkasnya.

Sementara itu, kajian dari analis Bahana Sekuritas Leonardo Henry Gavaza  mengkalkulasi jika XL melepas 2.500 menara dengan nilai sekitar Rp 1,6 miliar akan ada dana segar masuk sekitar Rp 4 triliun.

“Ini akan signifikan membantu fundamental keuangan perseroan tetapi ada resiko penurunan pendapatan di sewa menara serta naiknya biaya jaringan,” katanya.

GCG BUMN
Bahana memperkirakan XL tahun 2016 akan memiliki pendapatan sekitar Rp 24,2 triliun dengan keuntungan Rp 449 miliar. XL diperkirakan bisa memiliki 43,298 juta pelanggan dengan average revenue per user (ARPU) sekitar Rp 41 ribu sepanjang 2016.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories